Kamis, 20 November 2014

TEORI PERILAKU KONSUMEN

Teori Prilaku Konsumen







FITRI SAURAH.S
13212011
3EA02



UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI




BAB I
PENDAHULUAN



 A.Latar Belakang 

perilaku pada dasarnya berorientsai dasar tujuan dengan kata lain perilaku kita pada umumnya di motivasi oleh tujuan dan keinginan untuk mencapai suatu keinginan mencapai tujuan tertentu.
konsumen adalah individu yang mengkonsumsi barang dan jasa. dalam melakukan kegiatan konsumsi konsumen berperilaku bermacam-macam namun pada intinya konsumen ingin memaksimalkan kepuasan dengan sejumlah pendapatan yang di milikinya.telah di jelaskan semakin tinggi harga suatau barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. sebaliknya semakin rendah harga suatu barang semakin bertambah permintaan terhadap barang tersebut. makalh ini akan menjelaskan tentang sifat permintaan masyarakat .


B.Rumusan Masalah

  1. alasan para pembeli atau konsumen untuk membeli lebih banyak barang pada harga yang lebih rendah dan menguranggi pembeliannya pada harga yang tinggi.
  2. bagaimana seorang konsumen menentukan jumlah ddan komposisi barang yang akan di beli dari pendapatn yang di peroleh 

C.Tujuan 

  1. mampu menganalisa perilaku dan pendekatan konsumen 
  2. mampu menganalisa kurva-kurva pada teori perilaku konsumen




BAB II
PEMBAHASAN


A. pengertian perilaku konsumen 

perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang sedang berhubungan dengan pencarian ,pembelian ,pemilihan, penggunaan serta pengevaluasi produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. perilaku konsumen merupakan hal - hal yang mendasari konsumen untuk melakukan pembelian.Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan 
keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang .

Dengan demikian, perilaku konsumen ini didasarkan pada teori perilaku konsumen yang menjelaskan 
bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.

  • Pendekatan Konsumena.

a Pendekatan marginal utility (kardinal), kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat      dinyatakan secara kuantitatif, sehingga konsumen berusaha memaksimumkan kepuasannya.
b. Pendekatan indifference curve (ordinal), kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif, sehingga perilaku konsumen dalam memilih barang yang akan memaksimumkan kepuasan ditunjukkan dalam kurva kepuasan sama.


  • pendekatan marginal utility (KARDINAL)

Dalam pendekatan ini, konsumen dianggap mengonsumsi kombinasi barang untuk mendapatkan kepuasan yang maksimal dan tambahan kepuasan yang diperoleh dari tambahan konsumsi suatu barang secara terus menerus akan semakin berkurang.

Asumsi dasar:
Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
Semakin banyak barang dikonsumsi maka semakin besar kepuasan.
Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. (Mula-mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah. Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal2.

Didalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan barang atau jasa dinamakan nilai guna atau utility. Jika kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya.
Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian: nilai guna total dan nilai guna marjinal. Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.


  • Faktor yang dapat merubah permintaan suatu barang:

A .Faktor substitusi/penggantian (substitution effect)
  Jika P naik, maka MU per rupiah menjadi turun dan sebaliknya dan barang lain tidak berubah,      maka konsumen akan menambah konsumsi barang dengan P tetap dan mengurangi barang dengan P naik. Dengan demikian demand barang dengan P naik menjadi turun dan meningkatkan demand   barang dengan P tetap.

B. Faktor pendapatan (Income effect)
dengan pendapatan tetap dan P naik (turun), maka daya beli pendapatan menurun (meningkat), sehingga konsumen mengurangi (menambah) konsumsi barang dengan P naik (turun).


  • Surplus Konsumen
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat.


Contoh:  Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu buah yang cukup besar apabila harganya Rp.1500. Sesampainya dipasar ia mendapati bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp.1000. jadi, ia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp.500 lebih murah daripada harga yang bersedia dibayarkannya. Nilai Rp.500 ini dinamakan Surplus Konsumen.


  • pendekatan inddeference curve

Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan. Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif). Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).

Ciri-ciri kurva indiferens:
1. Kurva berbentuk turun dari kiri ke kanan bawah. Artinya kurva indifferen mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi).
2. Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution).
3. Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda.


       Asumsi dasar:
1.Rasionalitas, artinya konsumen diasumsikan rasional dan berusaha memaksimalkan kepuasan.
2.Selera konsumen tercermin dalam kurva indiferen yang terdirindari banyak kurva indiferen    yang tidak saling satu sama lain.
3.Kurva indiferen yang letaknya lebih jauh dari titik origin menggambarkan kepuasan konsumen yang lebih tinggi.


Dalam memaksimalkan kepuasannya, konsumen dihadapkan kepada Budget Constraint (kendala anggaran) yang dimiliki oleh konsumen. Konsumen diasumsikan selalu memaksimalkan kepuasannya dengan kata lain konsumen ingin berada di kurva indiferen yang paling jauh dari titik origin. Namun, untuk mencapai kurva indiferen ini, konsumen tidak bisa bebas karena dibatasi oleh kendala anggaran yang tersedia. Selain itu, harga barang juga turut mempengaruhi konsumen sehingga konsumen tidak bebas untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimal.

Dengan demikian, Budget Constraint adalah kendala anggaran yang dimiliki oleh konsumen dalam memaksimalkan kepuasannya.
Ciri Penting Budget Constraint:
1. Pendapatan dan harga barang dapat dilihat dari budget constraint
2. Letak budget constraint ditentukan oleh tingginya pendapatan dan harga barang


BAB III
KESIMPULAN

Perilaku konsumen menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Pendekatan Perilaku Konsumen
a. Pendekatan marginal utility (kardinal), kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat dinyatakan secara kuantitatif, sehingga konsumen berusaha memaksimumkan kepuasannya.
b.Pendekatan indifference curve (ordinal), kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif, sehingga perilaku konsumen dalam memilih barang yang akan memaksimumkan kepuasan ditunjukkan dalam kurva kepuasan sama.

Konsumen diasumsikan selalu memaksimalkan kepuasannya dengan kata lain konsumen ingin berada di kurva indiferen yang paling jauh dari titik origin. Namun, untuk mencapai kurva indiferen ini, konsumen tidak bisa bebas karena dibatasi oleh kendala anggaran yang tersedia. Selain itu, harga barang juga turut mempengaruhi konsumen sehingga konsumen tidak bebas untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimal.



DAFTAR PUSTAKA

http://she2008.wordpress.com/2010/06/20/teori-tingkah-laku-konsumen-teori-nilai-guna-utility/
Sukirno, Sadono. 2010. Mikro ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukwiaty dkk. 2006. Ekonomi SMA Kelas X. Jakrta: Yudistira.
http://eki-blogger.blogspot.com/2012/03/teori-prilaku-konsumen.htm



















Tidak ada komentar :

Posting Komentar