Tampilkan postingan dengan label TUGAS SOFTSKILL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TUGAS SOFTSKILL. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 November 2014

TEORI PERILAKU KONSUMEN

Teori Prilaku Konsumen







FITRI SAURAH.S
13212011
3EA02



UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI




BAB I
PENDAHULUAN



 A.Latar Belakang 

perilaku pada dasarnya berorientsai dasar tujuan dengan kata lain perilaku kita pada umumnya di motivasi oleh tujuan dan keinginan untuk mencapai suatu keinginan mencapai tujuan tertentu.
konsumen adalah individu yang mengkonsumsi barang dan jasa. dalam melakukan kegiatan konsumsi konsumen berperilaku bermacam-macam namun pada intinya konsumen ingin memaksimalkan kepuasan dengan sejumlah pendapatan yang di milikinya.telah di jelaskan semakin tinggi harga suatau barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. sebaliknya semakin rendah harga suatu barang semakin bertambah permintaan terhadap barang tersebut. makalh ini akan menjelaskan tentang sifat permintaan masyarakat .


B.Rumusan Masalah

  1. alasan para pembeli atau konsumen untuk membeli lebih banyak barang pada harga yang lebih rendah dan menguranggi pembeliannya pada harga yang tinggi.
  2. bagaimana seorang konsumen menentukan jumlah ddan komposisi barang yang akan di beli dari pendapatn yang di peroleh 

C.Tujuan 

  1. mampu menganalisa perilaku dan pendekatan konsumen 
  2. mampu menganalisa kurva-kurva pada teori perilaku konsumen




BAB II
PEMBAHASAN


A. pengertian perilaku konsumen 

perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang sedang berhubungan dengan pencarian ,pembelian ,pemilihan, penggunaan serta pengevaluasi produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. perilaku konsumen merupakan hal - hal yang mendasari konsumen untuk melakukan pembelian.Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan 
keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang .

Dengan demikian, perilaku konsumen ini didasarkan pada teori perilaku konsumen yang menjelaskan 
bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.

  • Pendekatan Konsumena.

a Pendekatan marginal utility (kardinal), kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat      dinyatakan secara kuantitatif, sehingga konsumen berusaha memaksimumkan kepuasannya.
b. Pendekatan indifference curve (ordinal), kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif, sehingga perilaku konsumen dalam memilih barang yang akan memaksimumkan kepuasan ditunjukkan dalam kurva kepuasan sama.


  • pendekatan marginal utility (KARDINAL)

Dalam pendekatan ini, konsumen dianggap mengonsumsi kombinasi barang untuk mendapatkan kepuasan yang maksimal dan tambahan kepuasan yang diperoleh dari tambahan konsumsi suatu barang secara terus menerus akan semakin berkurang.

Asumsi dasar:
Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
Semakin banyak barang dikonsumsi maka semakin besar kepuasan.
Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. (Mula-mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga murah. Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal2.

Didalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan barang atau jasa dinamakan nilai guna atau utility. Jika kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya.
Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian: nilai guna total dan nilai guna marjinal. Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.


  • Faktor yang dapat merubah permintaan suatu barang:

A .Faktor substitusi/penggantian (substitution effect)
  Jika P naik, maka MU per rupiah menjadi turun dan sebaliknya dan barang lain tidak berubah,      maka konsumen akan menambah konsumsi barang dengan P tetap dan mengurangi barang dengan P naik. Dengan demikian demand barang dengan P naik menjadi turun dan meningkatkan demand   barang dengan P tetap.

B. Faktor pendapatan (Income effect)
dengan pendapatan tetap dan P naik (turun), maka daya beli pendapatan menurun (meningkat), sehingga konsumen mengurangi (menambah) konsumsi barang dengan P naik (turun).


  • Surplus Konsumen
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat.


Contoh:  Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu buah yang cukup besar apabila harganya Rp.1500. Sesampainya dipasar ia mendapati bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp.1000. jadi, ia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp.500 lebih murah daripada harga yang bersedia dibayarkannya. Nilai Rp.500 ini dinamakan Surplus Konsumen.


  • pendekatan inddeference curve

Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan. Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif). Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).

Ciri-ciri kurva indiferens:
1. Kurva berbentuk turun dari kiri ke kanan bawah. Artinya kurva indifferen mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi).
2. Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution).
3. Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda.


       Asumsi dasar:
1.Rasionalitas, artinya konsumen diasumsikan rasional dan berusaha memaksimalkan kepuasan.
2.Selera konsumen tercermin dalam kurva indiferen yang terdirindari banyak kurva indiferen    yang tidak saling satu sama lain.
3.Kurva indiferen yang letaknya lebih jauh dari titik origin menggambarkan kepuasan konsumen yang lebih tinggi.


Dalam memaksimalkan kepuasannya, konsumen dihadapkan kepada Budget Constraint (kendala anggaran) yang dimiliki oleh konsumen. Konsumen diasumsikan selalu memaksimalkan kepuasannya dengan kata lain konsumen ingin berada di kurva indiferen yang paling jauh dari titik origin. Namun, untuk mencapai kurva indiferen ini, konsumen tidak bisa bebas karena dibatasi oleh kendala anggaran yang tersedia. Selain itu, harga barang juga turut mempengaruhi konsumen sehingga konsumen tidak bebas untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimal.

Dengan demikian, Budget Constraint adalah kendala anggaran yang dimiliki oleh konsumen dalam memaksimalkan kepuasannya.
Ciri Penting Budget Constraint:
1. Pendapatan dan harga barang dapat dilihat dari budget constraint
2. Letak budget constraint ditentukan oleh tingginya pendapatan dan harga barang


BAB III
KESIMPULAN

Perilaku konsumen menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Pendekatan Perilaku Konsumen
a. Pendekatan marginal utility (kardinal), kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat dinyatakan secara kuantitatif, sehingga konsumen berusaha memaksimumkan kepuasannya.
b.Pendekatan indifference curve (ordinal), kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif, sehingga perilaku konsumen dalam memilih barang yang akan memaksimumkan kepuasan ditunjukkan dalam kurva kepuasan sama.

Konsumen diasumsikan selalu memaksimalkan kepuasannya dengan kata lain konsumen ingin berada di kurva indiferen yang paling jauh dari titik origin. Namun, untuk mencapai kurva indiferen ini, konsumen tidak bisa bebas karena dibatasi oleh kendala anggaran yang tersedia. Selain itu, harga barang juga turut mempengaruhi konsumen sehingga konsumen tidak bebas untuk mencapai tingkat kepuasan yang maksimal.



DAFTAR PUSTAKA

http://she2008.wordpress.com/2010/06/20/teori-tingkah-laku-konsumen-teori-nilai-guna-utility/
Sukirno, Sadono. 2010. Mikro ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukwiaty dkk. 2006. Ekonomi SMA Kelas X. Jakrta: Yudistira.
http://eki-blogger.blogspot.com/2012/03/teori-prilaku-konsumen.htm



















Jumat, 03 Oktober 2014

MAKALAH SOFTSKILL

MAKALAH SOFTSKILL


GAYA HIDUP MAHASISWA ZAMAN SEKARANG 








DI Susun oeh :
FITRI SAURAH.S
13212011





FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN 
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014





BAB 1. PENDAHULUAN

Tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan mahasiswa zaman sekarang sudah dapat dikatakan glamour. Apalagi mereka-mereka yang kuliah di kampus-kampus bergengsi. Tak jarang para mahasiswa sekarang berlomba-lomba untuk saling menonjolkan dirinya. Namun tanpa mereka sadari mereka telah menyia-nyiakan kehidupan yang sangat berharga sekali sebagai seorang mahasiswa. Mereka seakan lupa untuk apa mereka berada di kampus tersebut.
Pergaulan menjadi salah satu faktor penting dan utaman penentu gaya hidup mahasiswa itu sendiri. Para mahasiswa harus pandai memilah dan memilih deretan pergaulan yang terpampang jelas yang mana yang tepat untuk diri mereka. Karena mengingat usia mereka yang sudah tidak remaja lagi, seharusnya mereka lebih bisa mengatur kehidupan mereka sendiri. Sudah tidak sepantasnya bukan jika kehidupan pergaulan mereka masih diatur dan dacampurtangani oleh orang tua. Peran orang tua di sini hanya sebatas memantau sejauh mana anak mereka mendalami keseriusannya sebagai mahasiswa. Karena seringkali kesadaran mereka akan susahnya mencari uang tak terbesit sama sekali di benak mereka, ketika mereka sudah asik sendiri dengan dunianya yang baru. Terkesan menghambur-hamburkan uang bagi mereka yang tidak bisa menjaga pergaulannya. Hal yang paling mendasari atas sikap mereka itu adalah rasaGengsi yang amat besar yang menguasai mereka. Ketika mereka tak ingin dipandang rendah oleh orang lain, muncullah perasaan tersebut. Dan ketika itulah ia biasanya sangat menggebu-gebu untuk menonjolkan dirinya. Mahasiswa dari kalangan keluarga menengah ke bawah seringkali menjadi korbannya. Khusus untuk mereka harus menyiapkan mental yang kuat. Ketika rasa gengsi sudah mengambil alih semua perasaan dan pikiran, disitulah mulai timbul rasa gelisah, cemas, malu dan mereka mulai mencari cara unutk mengatasi semua hal itu.

BAB II.PEMBAHASAN

PHOTO SELFIE
Seiring perkembangan teknologi semakin canggih dan perkembangan zaman gaya hiduppun menjadi Trend bagi semua orang terutama di kalangan Remaja, sebelum zaman di era 190an belum adanya SELFIE, nah apa itu Selfie? Ya selfie itu sebuah photo tentang kenarsisan seseorang yang mungkin wajib di lakukan dalam aktivitas sehari-hari. dan seiring perkembangan nya waktu dan zaman semua orang tidak ada yang tidak mengeneal photo selfie. Di kalangan remaja maupun di kalangan orang dewasa photo selfie mungkin sebuah keharusan dalam mengabadikan moment-moment dan juga photo selfie itu bisa di bilang sebuah ajang narsis ketika di landa badmood. 
Khususnya anak muda sebelum adanya photo selfie mereka sebeum makan tidak lupa berdoa akan tetapi sebuah kebiasaan itu hilang mereka lebih memenitingkan ke narsisan dari pada berdoa dulu sebelum makan. Sebenranya kita boleh mengeksplor bakat diri ketika kita berphoto akan tetapi jangan samapai menghilangkan kebiasaan kita sebelum adanya perkembangan zaman. Banyak sekali kejadian sehari-hari yang pasti kita ketahui mereka lebih mengutamakan photo dirinya maupun photo makanan yang akan mereka makan. Mungkin bisa di bilang cupu atau kurang pergaulan apa bila kita tidak mengabadiakn photo selfie kita.
UPDATE STATUS
Siapa sih yang tidak pernah update status diri mereka ke social media tentunya tidak ada, semua orang pasti atau mungkin wajib update sesuatu sebelum mereka malakukan aktivitas atau kegiatan mereka. Rasanya itu mungkin kurang afdol apa bila kita tidak update status. Dalam ke hidupan sehari-hari dan seiring perkembangan zaman ketika kita berada di suatu tempat atau kita mengalami kejadian-kejadian apapun pasti selalu udate , mungkin  rasanya apa bila kita tidak update status bisa di bilang kita tidak gaul. Contoh kasus yang sering saya lihat ketika kita pergi pasti udate status,mau makan update status,di landa kegalauan update status,bahkan sedang bertengkar dengan pacar pun selalu update status. Rasanya itu sebuah ke harsan atau mungkin wajib. Padahal zaman sebelum 190an banyak orang tidak berlebihan apa apa di update.... Anak zaman sekarang itu lebih mementingkan pamor mereka dan lebih ingin masalah atau kegiatan mereka di ketahui oleh orang lain.
KESIMPULAN 

Kia sebagai manusia memang tidak seharusnya ketinggalan informasi atau mungkin ketinggalan zaman akan tetapi jangan sampai budaya luar mempengaruhi kita , sebaiknya tradisi atau kebiasaan kita jangan sampai hilang.

Dan update statuspun wajar saja asal jangan terlalu berlebihan banyak sekali kasus mereka yang punya masalah lalu mereka update dan itu menimbulkan permasalahan yang besar bagi orang yang sedang membaca atau orang yang sedang bersangkutan.
#Berbagai sumber

Senin, 30 Juni 2014

"VISI DAN MISI CAPRES DAN CAWAPRES DALAM MENGAMATI PEREKONOMIAN "


TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SOFTSKILL

"VISI DAN MISI CAPRES DAN CAWAPRES DALAM MENGAMATI PEREKONOMIAN "








DiSusun oleh:
FITRI SAURAH.S
{13212011}
FAKULTAS EKONOMI MANAGEMENT
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
Jl. Akses Kelapa Dua, Cimanggis 8719525, 8710561, 8727541 ext. 103,106 Fax : 8710561
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai 
"ANALISIS VISI DAN MISI DARI KE DUA CAPRES DAN CAWAPRES"
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca.

Bogor, 30 JUNI 2014
Penulis
FITRI SAURAH.S
BAB I
PENDAHULUAN 
1.1     Latar Belakang
Pemilihan umum presiden dan wakil presiden tinggal menunggu hitungan hari saja. dengan hanya memberikan satu suara, kita akan menentukan indonesia kedepannya. Pemilihan umum presiden dan wakil presiden kali ini banyak menyita perhatian publik karena hanya ada 2 pasangan capres dan cawapres yang maju, yaitu Probowo-Hatta dan Jokowi-JK, mungkin hal itu juga yang menyebabkan para pendukung begitu fanatik terhadap jagoannya masing-masing. Sehingga banyak sekali black campaign yang meresahkan. Namun, kedua pasang calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dianggap belum memiliki visi nyata untuk dunia pendidikan Indonesia.
Berdasarkan catatan Koalisi Pendidikan yang terdiri dari Sekolah Tanpa Batas, Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Aktivis Pendidikan, secara umum perpektif pendidikan dalam visi misi kedua capres belum menawarkan sebuah agenda reformasi fundamental untuk merespons krisis pendidikan yang dialami bangsa Indonesia saat ini. Dalam 10 tahun terakhir, pendidikan di Indonesia memperlihatkan gejala liberalisme dan komersialisasi pendidikan yang makin menguat, biaya pendidikan makin mahal dan hak warga negara untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas tanpa diskriminasi makin terabaikan.kebijakan pendidikan lebih berorientasi nilai-nilai pasar yang lebih mengutamakan kompetisi, standarisasi, dan angka atau nilai serta penyeragaman kurikulum. Kesemuanya itu menjauhkan dari cita-cita konstitusional untuk mencerdaskan bangsa.
1.2 Rumusan Masalah
Ø Bagaimana membangun Perekonomian Yang BerDaulat Adil dan Makmur
Ø Bagaimana Cara Melaksanakan Ekonomi Kerakyatan
1.3 Tujuan Penulisan
Ø Untuk mengetahui apakah visi misi capres sudah dapat menghadapi permasalahan perekonomian di indonesia?
Ø Untuk mengetahui apa saja yang harus dibenahi pada permasalahan perekonomian di indonesia
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar menambah wawasan pembaca tentang bagaimana visi dan misi capres mengenai perekonomian di indonesia, serta untuk dapat memenuhi tugas pendidikan kewarganegaraan yang diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Visi dan Misi calon presiden dalam membangun Perekonomian yand BerDaulat Adil                            dan Makmur. 
1. Meningkatkan pendapatan per kapita penduduk dari Rp 35 juta menjadi minimal Rp 60 juta  dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen per tahun menuju pertumbuhan diatas 10  persen, dengan strategi pertumbuhan ekonomi tinggi berkualitas melalui peningkatan  pertumbuhan melalui sector produksi, sehingga dicapai keseimbangan optimal dengan  perkembangan yang dipicu konsumsi.
2.  Meningkatkan pemerataan dan kualitas pertumbuhan ekonomi dengan mengurangi jurang antara  si miskin dan si kaya (menurunkan indeks Gini dari 0.41 menuju 0,31) dan meningkatkan IPM  dari sekitar 75 mencapai 85.
3.  Meningkatkan daya serap angkatan kerja menuju 2 juta lapangan kerja per tahun melalui  perbaikan regulasi dan infrastruktur untuk industry pengolahan yang padat karya (tekstil, sepatu  & alas kaki, elektronik, dan lainnya) dan pembukaan lahan pertanian lahan baru; dan menjadikan  BUMN yang memiliki nilai strategis bagi perekonomian bangsa sebagai lokomotif dan ujung  tombak kebangkitan dan kedaulatan ekonomi.
4. Membangun industry pengolahan untuk menguasai nilai tambah bagi perekonomian nasional 
5.  Membangun dan mengembangkan industri nasional: (i) transportasi darat (kereta api, mobil, dan  sepeda motor), (ii) transportasi laut (angkutan laut dan angkutan sungai serta penyeberangan), (iii)  transportasi udara (pesawat terbang), (iv) alat berat dan alat mesin pertanian.
6.  Mengambil kebijakan pro-aktif dalam menjaga stabilitas sector keuangan, melalui pengurangan  resiko instabilitas dari internal maupun eksternal sector keuangan.
7.  Membangun Kawasan Ekonomi khusus (KEK) keuangan yang terintegrasi dengan pariwisata,  property, pendidikan, industry kreatif, jasa-jasa dan ritel komersial. Investasi pemerintah  dianggarkan sekitar USD 2.25-3 milyar selama 7 tahun.
8.  Menyelenggarakan APBN yang pro-rakyat. Dari sisi penerimaan, meningkatkan penerimaan  Negara dari pajak dari sekitar 12 persen hingga 16 persen rasio PDB dengan melaksanankan  intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan pajak dan perbaikan system perpajakan yang lebih  adil; serta menekan pemborosan dan inefisiensi pengeluaran anggaran.
9.  Dari sisi belanja Negara, menjadikan belanja Negara bukan sekedar sebagai sumber pertumbuhan,  tapi juga sebagai alat pemerataan:
10.  Dari sisi pembiayaan:
11.  Memperbaiki daya saing dunia usaha dalam menghadapi masyarakat Ekonomi ASEAN dan  persaingan global,
12.  Menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan perbankan/keuangan syariah dan industry  kreatif muslimah dunia; serta membangun kampung kreatifitas bagi pelaku industry kreatif di  berbagai kota/kabupaten yang potensial.
2.Bagaiman cara Melaksanakan Ekonomi Kerakyatan di indonesia
1. Memprioritaskan peningkatan alokasi anggaran untuk program pembangunan pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan, koperasi dan UMKM, serta industry kecil dan menegah
2. Mendorong perbankan nasional dan keuangan lainnya untuk memprioritaskan penyaluran kredit bagi petani, peternak, nelayan, buruh, pegawai, industi kecil menengah, pedagang tradisional dan pedagang kecil lainnya.
3. Mendirikan bank tani dan nelayan yang secara khusus melayani kredit pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan serta memperbesar permodalan lembaga keuangan mikro untuk menyalurkan kredit bagi rakyat kecil, petani, peternak, nelayan, buruh, pedagang tradisional dan pedagang kecil.
4. Melindungi dan memodernisasi pasar tradisional serta menkonsolidasikan belanja Negara untuk program pengembangan koperasi dan UMKM dan revitalisasi pasar tradisional.
5. Melindungi dan memperjuangkan hak-hak buruh termasuk termasuk buruh imigran (TKI?TKW).
6. Mengalokasikan dana APBN minimal 1 M rupiah per desa/kelurahan per tahun langsung ke desa/kelurahan. Dana ini digunakan untuk program pembangunan pedesaan dan membangun infrastruktur untuk rakyat melalui 8 program desa, yaitu: (i) jalan, jembatan, dan irigasi desa & pesisir, (ii) listrik dan air bersih desa, (iii) koperasi desa, BUMDES, BUMP, dan lembanga keuangan mikro, (iv) lumbung desa, (v) pasar desa, (vi) klinik dan rumah sakit desa, (vii) mendirikan lembaga tabung haji, (viii) mempercepat performa agrarian untuk menjamin kepemilikan tahan rakyat, menigkatkan akses dan penguasaan lahan yang lebih adil dan berkerakyatan, serta menyediakan rumah murah bagi rakyat.
BAB III
PENUTUP
Pemilihan umum presiden dan wakil presiden tinggal menunggu hitungan hari saja. Namun, kedua pasang calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dianggap belum memiliki visi nyata untuk dunia pendidikan Indonesia. jawaban yang ditawarkan oleh kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden lebih bersifat reaktif, sekedar merespons berbagai permasalahan di permukaan, dan kurang mendalam. Visi misi capres belum dibuat secara komprehensif untuk menyelesaikan permasalahan perekonomian di indonesia 
DAFTAR PUSTAKA