Minggu, 03 Januari 2016

Potret Kehidupan Masyarakat Perbatasan

Kami Tak Menyesal Jadi Orang Indonesia Tetapi Malaysia Beri Kami Kehidupan

Isu mengenai adanya warga negara Indonesia (WNI) yang juga memiliki tanda pengenal warga negara Malaysia memang bukan sekadar isu. Seperti dituturkan Laksmi, warga yang memiliki dua identitas kewarganegaraan.
Laksmi, perempuan paruh baya, biasa berbelanja di Malaysia.  Apa yang dilakukannya semata-mata agar bisa bertahan hidup. “Kalau belanja di Malaysia barangnya lebih murah dan tersedia semua, berbeda dengan di sini.”
Ironis, akibat kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah, khususnya dalam bidang pembangunan, sejumlah WNI di daerah perbatasan mengancam (bahkan sudah ada yang pindah) akan pindah kewarganegaraan ataupun mengibarkan bendera Malaysia.
Sudah sekian lama tuntutan perbaikan Infrastruktur jalan di Kalimantan, khususnya di daerah perbatasan, disuarakan oleh empat gubernur di Kalimantan. Sayangnya, anggaran dana APBN, keputusan ada di tangan pemerintah pusat.
“Padahal, sudah banyak kekayaan alam yang diambil dari bumi Kalimantan yang dimanfaatkan untuk kepentingan nasional. Kekayaan alam pulau ini tidak dapat dinikmati oleh kami,” kata Laksmi.
Pernyataan Laksmi diamini oleh beberapa warga lainnya. Menurut mereka, Malaysia menyediakan sarana dan prasarana air bersih dan penerangan bagi WNI di wilayah Indonesia. Seandainya mendapatkan izin, Malaysia bahkan bersedia membuatkan jalan yang layak untuk saudara mereka yang tinggal di Indonesia.
Hubungan yang baik terjalin antara WNI dan warga negara Malaysia di perbatasan, seperti satu keluarga, meskipun dipisahkan oleh batas negara. Namun, tampak terlihat perbedaan pembangunan di perbatasan kedua negara ini, Indonesia jauh tertinggal dari Malaysia.
Ancaman dari WNI yang hidup di daerah perbatasan untuk berpindah kewarganegaraan ataupun mengibarkan bendera Malaysia semakin bertambah. Seperti dikutip TV One pada tahun 2012, Kepala Desa Mungguk Gelombang, Kalimantan Timur, Yusak, menyatakan bahwa masyarakat di desanya, selain Desa Mungguk Gelombang, Ketungau Tengah, Maniau, Sintang, dan daerah lain di perbatasan, termasuk juga di Kalimantan Barat, akan mengibarkan bendera Malaysia. Mereka merasa sudah sangat lama tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah, terutama infrastruktur wilayah yang sangat buruk.
Pemerintah Malaysia sudah bertahun-tahun membantu menyediakan sarana dan prasarana air bersih bagi mereka. Warga merasa lebih dihargai daripada di negeri sendiri. Akibatnya, perayaan 17 Agustus tidak semeriah peringatan hari kemerdekaan Malaysia.
Di Samarinda, anggota DPRD Kaltim, Abdul Djalil Fatah, menyatakan bahwa masyarakat di perbatasan Kaltim-Malaysia, khususnya yang tinggal di Krayan Selatan, sudah meminta pemerintah memperhatikan nasib mereka. Bila tidak, mereka mengancam akan hengkang menjadi warga negara Malaysia.
Tokoh masyarakat di Kalbar, Hendrikus Adam, mengungkapkan kondisi yang sangat buruk telah memicu perpindahan identitas warga di daerah perbatasan Kalbar-Malaysia seperti di Entikong, Sambas, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sintang, dan Kabupaten Kapus Hulu.
“Di Desa Suruh Tembangan, puluhan warga sudah berganti kewarganegaraan menjadi warga negara Malaysia, termasuk 61 penduduk Dusun Gun Jamak, Desa Suruh Tembawang Kecamatan Entikong Sanggau, Kalbar,” tutur Imran Manuk, Kepala Desa Suruh Tembawang, Kalbar.
Pengamat masalah perbatasan, Saibansah Dardani, menyatakan bahwa masalah utama masyarakat di perbatasan bukan soal nasionalisme, melainkan karena tidak ada perhatian dari pemerintah pusat. Akibatnya, warga hidup dalam serba keterbatasan.
Masyarakat di perbatasan lebih mudah mengakses siaran TV Malaysia ketimbang TV Indonesia. Mudahnya mereka mendapatkan informasi dari Malaysia berdampak emosional, terutama kepada anak-anak. Secara tidak langsung anak-anak di perbatasan beranggapan bahwa mereka merupakan bagian dari negara Malaysia.
“Permasalahan di wilayah perbatasan bukan karena masyarakat sudah terkikis nasionalismenya, tetapi kekecewaan terhadap sikap pemerintah yang dinilai lamban dalam membangun infrastruktur dan ekonomi di wilayah perbatasan,” ujarnya.
Dia pun meminta pemerintah untuk segera melakukan percepatan pembangunan infrastruktur dan pembangunan ekonomi di titik-titik perbatasan. Hal itu perlu dilakukan untuk menghilangkan ancaman warga berpindah kewarganegaraan ataupun mengibarkan bendera negara lain.
Infrastruktur, terutama jalan, sudah sekian lama menjadi “PR” di pulau yang kaya akan sumber daya alam ini. Kekayaan alam yang diambil dari bumi Kalimantan sebagian harus dikembalikan lagi ke daerah, khususnya untuk pembangunan infrastruktur transportasi.
Bagaimana tidak, pulau yang kaya akan batu bara ini infrastruktur jalannya kurang memadai. Padahal, batu bara Kalimantan dikirim ke daerah lain dan juga ke luar negeri untuk pembangunan jalan dan bahan bakar pembangkit tenaga listrik serta keperluan lain.
Hal ini juga dikuatkan oleh Rahung Nasution, pemerhati kebudayaan tradisi yang ada di Indonesia, saat dia melakukan penelitian di Kalimantan Barat. “Sudah 69 tahun Indonesia merdeka dan selama itu pulalah warga perbatasan Indonesia-Malaysia tidak merasakan pembangunan seperti yang ada di Pulau Jawa,” ujarnya pada Citizen Daily di Jakarta beberapa waktu lalu.
Jangan sampai ada cerita guyon yang menggambarkan perbedaan Indonesia dan Malaysia. “Saat di dalam bus menuju Malaysia, kita tidak perlu melihat keluar jendela untuk mengetahui posisi. Cukup merasakan, apakah tidur kita nikmat atau tidak. Bila ya, berarti kita sudah tiba di Malaysia. Bila terus terjaga, artinya, kita masih di Indonesia.”

Sabtu, 02 Januari 2016

Kasus Omni Internasional Hospital

PENDAHULUAN
Sejarah Omni Internasional Hospital
merupakan sebuah rumah sakit swasta diIndonesia yang dikelola oleh PT. Sarana Mediatama Internasional dan berlokasi di kawasan perumahan Alam Sutera,Serpong Utara, Tangerang Selatan. Rumah sakit Omni Internasional merupakan cabang usaha dari kelompok Rumah Sakit Omni Medical Center (OMC) yang didirikan pada tahun 1972.
kontrovesi
·         Penambahan kata Internasional di nama rumah sakit menurut Menteri Kesehatan IndonesiaSiti Fadilah Supari adalah salah karena Rumah Sakit bernama Omni bukannya rumah sakit internasional hanya namanya saja dan merupakan rumah sakit swasta dalam negeri yang bernama Omni Internasional yang tidak terdapat kepemilikan asing  dan pada rumah sakit tersebut tidak pula terdapatkan informasi mengenai adanya standar International Hospital berdasarkan ISO - International Organization for Standardization 
·         Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan akan memanggil direksi Rumah Sakit Omni International Alam Sutera Tangerang (Banten) untuk diminta penjelasan terkait kasus yang menimpa Prita Mulyasari. 

KASUS
Kasus tersebut bermula saat Prita Mulyasari memeriksakan kesehatannya di RS Internasional Omni atas keluhan demam, sakit kepala, mual disertai muntah, kesulitan BAB, sakit tenggorokan, hingga hilangnya nafsu makan. Oleh dokter rumah sakit, dr. Hengky Gosal, Sp.PD dan dr. Grace Herza Yarlen Nela, Prita didiagnosis menderita Demam berdarah, atau Tifus. Setelah dirawat selama empat hari disertai serangkaian pemeriksaan serta perawatan, gejala awal yang dikeluhkan berkurang namun ditemukan sejenis virus yang menyebabkan pembengkakan pada leher.[6] Selama masa perawatan Prita mengeluhkan minimnya penjelasan yang diberikan oleh dokter atas jenis-jenis terapi medis yang diberikan, di samping kondisi kesehatan yang semakin memburuk yang diduga akibat kesalahan dalam pemeriksaan hasil laboratorium awal menyebabkan kekeliruan diagnosis oleh dokter pemeriksa.[5] Disebabkan karena pengaduan serta permintaan tertulis untuk mendapatkan rekam medis serta hasil laboratorium awal yang tidak dapat dipenuhi oleh pihak rumah sakit Prita kemudian menulis surat elektronik tentang tanggapan serta keluhan atas perlakuan yang diterimanya ke sebuah milis.[7] Surel tersebut kemudian menyebar luas sehingga membuat pihak rumah sakit merasa harus membuat bantahan atas tuduhan yang dilontarkan oleh Prita ke media cetak serta mengajukan gugatan hukum baik secara perdata maupun pidana dengan tuduhan pencemaran nama baik.[8][9]
Pada tanggal 11 Mei 2009 Pengadilan Negeri Tangerang memenangkan gugatan perdata pihak rumah sakit dengan menyatakan Prita terbukti melakukan perbuatan yang merugikan pihak rumah sakit sehingga harus membayar kerugian material sebesar Rp161 juta sebagai pengganti uang klarifikasi di koran nasional dan Rp100 juta untuk kerugian immaterial.[10] Pada tanggal 13 Mei 2009 oleh Kejaksaan Negeri Tangerang Prita dijerat dengan pasal 310 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan Pasal 27 Ayat 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) serta dinyatakan harus ditahan karena dikhawatirkan akan melarikan diri serta menghilangkan barang bukti.[11] Pada tanggal 3 Juni 2009 Prita dibebaskan dari LP Wanita Tangerang, dan status tahanan diubah menjadi tahanan kota.[12] Kemudian pada tanggal 11 Juni 2009 Pengadilan Negeri Tangerang mencabut status tahanan kota.[13]
Melalui persidangan yang dilakukan di Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 25 Juni 2009, Majelis hakim menilai bahwa dakwaan jaksa penuntut umum atas kasus Prita Mulyasari tidak jelas, keliru dalam penerapan hukum, dan tidak memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan Pasal 143 ayat 2 huruf b KUHAP, oleh karenanya melalui persidangan tersebut kasus Prita akhirnya dibatalkan demi hukum. [14][15]
Majelis hakim Pengadilan Negeri Tangerang memutuskan Prita Mulyasari (32) tidak terbukti secara sah melakukan pencemaran nama baik terhadap RS Omni International Alam Sutera Serpong Tangerang Selatan, Selasa (29/12/2009). Keputusan itu dibacakan majelis hakim yang diketuai Arthur Hangewa.[1]

Gelombang dukungan dan protes[sunting | sunting sumber]

Kasus penahanan yang menimpa Prita Mulyasari memunculkan gelombang protes serta dukungan dari para blogger, praktisi teknologi informasi, hukum, hingga para politisi, dan pejabat negara. Sampai tanggal 5 Juni 2009 dukungan terhadap Prita di Facebook hampir mencapai 150 ribu anggota, begitu pula dukungan melalui blog yang disampaikan para blogger terus bertambah setiap harinya. [16][17] Beberapa kalangan menilai Prita tidak layak ditahan serta hanya menjadi korban penyalahgunaan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik, tak kurang pula Megawati Soekarnoputri ikut menilai Prita merupakan korban neoliberalisme.[18][19][20] Besarnya dukungan serta simpatisan atas kasus ini membuat Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, meminta penjelasan dari Kapolri dan Jaksa Agung, serta meminta seluruh jajaran penegak hukum untuk memperhatikan rasa keadilan dalam masyarakat dalam menjalankan tugas.[21]

SUDUT PANDANG TERHADAP ETIKA BISNIS
Isu pencemaran nama baik[sunting | sunting sumber]
Rumah Sakit Omni Internasional menjadi terkenal di Indonesia utamanya terkait dengan kasus pencemaran nama baik yang dituduhkan oleh pihak rumah sakit kepada salah seorang mantan pasiennya, Prita Mulyasari, karena menulis keluhan atas pelayanan rumah sakit yang tidak memuaskan melalui milis, surat pembaca, serta media publikasi internet lain yang membuat Prita harus mendekam sebagai tahanan selama dua puluh hari.



Selasa, 17 November 2015

KEBIJAKAN MONETER NEGARA MALAYSIA

  PENDAHULUAN


Negara Malaysia merupakan terbesar ketiga di Asia Tenggara dan kedua puluh sembilan di dunia berdasarkan PDB. Inflasi yang hanya sekitar 0,4% serta angka kemiskinan sebesar 3,5% menjadikan Malaysia sebagai salah satu negara yang perekonomiannya maju dengan pesat setelah krisis ekonomi 1998 yang mengguncang Asia. Mata uang yang digunakan secara resmi diseluruh Malaysia adalah ringgit. Malaysia dikenal dengan hasil agrikulturnya yang melimpah, terutama dalam produksi karet dan minyak kelapa. Mitra ekspor utamanya adalah RRC, Singapura, Amerika Serikat dan Thailand. Ekspor terutama dalam bidang peralatan elektronik, gas alam cair, kayu serta produk olahannya, karet dan tekstil. Malaysia berhasil menduduki peringkat kedua puluh satu untuk kategori kemudahan berbisnis.

Pada 1997 terjadi krisis financial Asia yang menjadi kejutan besar bagi ekonomi Malaysia. terjadi penjualan singkat spekulatif mata uang Malaysia, ringgit. Penanaman modal asing jatuh pada tingkatan yang berbahaya, karena modal menguap ke luar negara, nilai ringgit jatuh dari MYR 2,50 per USD ke, MYR 4,80 per USD. Indeks komposit Bursa Malaysia terjungkal dari hampir 1.300 poin ke kisaran 400 poin dalam hitungan pekan. Bank Negara Malaysia menentukan pengendalian modal dan mematok nilai tukar ringgit Malaysia pada 3,80 terhadap dolar Amerika Serikat. Bagaimanapun, Malaysia menolak paket bantuan ekonomi dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia, tindakan yang mengejutkan analis asing.


  • Kebijakan Moneter Malaysia

Sejak krisis keuangan Asia pada tahun 1998, perubahan signifikan telah terjadi di sektor perbankan Malaysia. Sebelum tahun 1998 sektor perbankan ditandai oleh sejumlah besar lembaga kecil. Namun gelombang, konsolidasi dan merger lembaga keuangan sejak tahun 1998 telah menyebabkan munculnya sembilan kelompok perbankan domestik pada tahun 2006.  Lebih penting lagi perkembangan ini telah membantu menciptakan sektor keuangan yang lebih tangguh,efisien,kompetitif, dan responsif terhadap perubahan kebutuhan ekonomi. Sistem keuangan Malaysia telah berkembang sejalan perubahan struktur perekonomian. Perubahan dalam struktur dan sistem keuangan pada gilirannya memiliki pengaruh penting dalam membentuk dan meningkatnya kompleksitas hubungan antara kebijakan moneter dan ekonomi rill. Dalam hal ini, sebagai pembuat kebijakan penting untuk memahami bagaimana transformasi ekonomi mempengaruhi sifat, saluran transmisi kebijakan moneter.

  • Saluran Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Malaysia

Malaysia menggunakan suku bunga sebagai umpan dalam menarik investasi terutama investasi asing. Siaran yang dibuat oleh Bank Dunia menyatakn bahwa kegiatan investasi di malaysia masuk lima besar negara di dunia yang memiliki iklim investasi terbaik. Pengolahan yang baik juga mempengaruhi investasi di Malaysia dalam pengolahan pinjaman, karena adanya dana yang cukup ke dalam peningkatan investasi, pemberian kredit di dalam negeri juga meningkat selama periode terakhir. Tujuan dari kebijakan moneter untuk mencapai target seperti pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan menjaga harga tetap  stabil. Hal ini penting bagi para pembuat kebijakan untuk memahami mekanisme transmisi moneter dalam  mempengaruhi variabel ekonomi.  Untuk tujuan penelitian ini,  dua  saluran transmisi kebijakan  moneter akan dibahas yaitu:
  1. Jalur Suku Bunga
Mekanisme transmisi moneter melalui  jalur suku bunga telah berdiri selama lebih dari lima puluh tahun. Mekanisme ini didasarkan pada Keynesian model IS/LM (Mishkin, 1996). Saluran ini juga dikenal sebagai pandangan uang. Dalam pandangan uang, kebijakan moneter dapat mempengaruhi variabel ekonomi melalui suku bunga. Mekanisme transmisi moneter ini dapat diilustrasikan sebagai berikut, dengan asumsi bahwa  terjadi  kontraksi moneter:  M↓ → i↑ → I↓ → Y↓ , Ketika kontraksi moneter dilaksanakan, hal itu mempengaruhi tingkat bunga riil meningkat.  Tingkat bunga riil yang tinggi akan meningkatkan biaya pinjaman kepada investor. Oleh karena itu, investasi akan menurun, yang menyebabkan penurunan permintaan agregat sehingga  output ekonomi menurun.   Dalam teori ekonomi disebutkan bahwa peran nilai tukar dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah semakin besar terhadap sektor perekonomian. Meskipun demikian, banyak studi yang dilakukan menemukan bahwa nilai tukar tidak berperan signifikan dalam transmisi kebijakan moneter seperti yang dimuat dalam teori ekonomi. Perkiraan BNM (Bank Negara Malaysia ) menunjukkan bahwa rasio saluran nilai tukar terhadap jalur suku bunga adalah 1:4. Dengan kata lain, jalur suku bunga lebih efektif empat kali daripada nilai tukar dalam transmisi kebijakan moneter.
    1. Jalur Nilai Tukar
 Sistem ekonomi terbuka yang diadopsi Malaysia dimana negara harus dilibatkan dengan transaksi internasional,  untuk mengakomodasi perdagangan internasional  nilai tukar harus diatur. Di bawah sistem nilai tukar yang fleksibel, dampak perubahan suku bunga dapat diserap oleh nilai tukar (Mishkin, 1995). Oleh karena itu, transmisi moneter juga dapat  mempengaruhi variabel ekonomi seperti inflasi dan output. Skema saluran nilai tukar disajikan di bawah ini :
M ↓ → i↓ →  I↓ → Y ↓
Dari skema di atas, ketika kontraksi kebijakan moneter dilaksanakan, pengaruh tingkat bunga riil meningkat, yang membuat tingkat bunga riil dalam negeri menjadi relatif lebih tinggi dari tingkat bunga riil asing. Akibatnya, dana dari investor asing akan mengalir ke  dalam negeri dan nilai tukar akan menghargai menyebabkan harga produk yang diekspor ke relatif lebih tinggi dari pesaing asing lainnya. Oleh karena itu, sebagai akibat dari penurunan output permintaan agregat akan menurun.



ANALISIS


Negara Malaysia merupakan terbesar ketiga di Asia Tenggara dan kedua puluh sembilan di dunia berdasarkan PDB. Inflasi yang hanya sekitar 0,4% serta angka kemiskinan sebesar 3,5% menjadikan Malaysia sebagai salah satu negara yang perekonomiannya maju dengan pesat setelah krisis ekonomi 1998 yang mengguncang AsiaSistem keuangan Malaysia telah berkembang sejalan dengan perubahan struktur perekonomian. perubahan dalam struktur ekonomi dan sistem keuangan pada gilirannya memiliki pengaruh penting dalam membentuk dalam meningkatnya kompleksitas hubungan antara  kebijakan moneter dan ekonomi riil. Dalam hal ini, sebagai pembuat kebijakan, penting untuk memahami bagaimana transformasi ekonomi mempengaruhi sifat saluran transmisi kebijakan moneter di Malaysia ada dua.

Maka dari itu, jalur suku bunga ialah saluran yang lebih efektif empat kali lipat dibanding jalur nilai tukar, karena menurut perkraan yang didapat dari BNM ( Bank Negara Malaysia ) menunjukkan bahwa rasio saluran nilai tukar terhadap jalur suku bunga adalah 1:4.

CSR pada PT. AQUA

PENDAHULUAN



Kegiatan CSR perusahaan AQUA 


A. Kegiatan CSR AQUA

Perseroan telah berdiri selama hampir 36 tahun dan selama itu pula Perseroan sangat bergantung pada sumber daya air sebagai bahan baku utamanya. Ketersediaan air untuk kelangsungan usaha Perseroan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sumber air yang tidak terlepas dari keberadaan masyarakat yang tinggal dalam radius tertentu di sekitarnya yang merupakan bagian dari lingkungan itu sendiri. Perseroan menyadari pentingnya keseimbangan antara sumber air, Perseroan dan masyarakat di lingkungan sekitar sebagai salah satu syarat terciptanya pertumbuhan berkelanjutan. Perseroan berkomitmen menjalankan berbagai kegiatan atau program dalam rangka menciptakan keseimbangan serta wujud Tanggungjawab Sosial Perseroan. Perseroan sudah menerapkan pendekatan berbasis masyarakat dalam menjalankan program-program sosialnya dengan melakukan kemitraan dengan masyarakat, pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan yanglain. Pertumbuhan Berkelanjutan dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Sustainable Development and Corporate Social Responsibility – SD&CSR) telah menjadi bagian dari kebijakan strategis Perseroan di bawah payung “AQUA Lestari”, yaitu perkembangan berkelanjutan berbasis masyarakat. Kegiatan-kegiatan atau program yang telah dilaksanakan Perseroan di lingkungan pabriknya antara lain:
1. Konservasi Lingkungan
Perseroan turut berkontribusi dalam inisiatif-inisiatif konservasi lingkungan. Fokus kegiatan konservasi yang dilakukan Perseroan pada saat ini adalah pembibitan pohon keras dan pohon buah, yang merupakan langkah awal dari kegiatan konservasi di hutan dan daerah tangkapan air. Program yang dinamakan “Hutan Sekolah” dirancang untuk melibatkan sekolah-sekolah supaya ikut serta dalam upaya pelestarian lingkungan. Selama Tahun 2008, sudah 3 sekolah yang terlibat, yakni SDN Babakan Pari 2, SDN Dukuh dan Madrasah Al Barokah. Murid dan guru dari ketiga sekolah dengan pendampingan Perseroan dan Kebun Raya Bogor, mengembangkan pembibitan pohon keras dan buah di lingkungan sekolah.
Selain itu, dilakukan juga penanaman pohon di daerah sekitar daerah sumber dan pembagian pohon manggis sebanyak 4.000 buah yang dilakukan dalam dua tahap kepada 1.665 Kepala Keluarga di Desa Tangkil, Kecamatan Ciawi sebagai lanjutan dari program tahun lalu di Desa Babakan Pari. Pada tahun ini, Perseroan juga mulai bekerja sama dengan Pondok Pesantren Al- Amin dalam program pembibitan Pohon Puspa dan Albasia yang nantinya digunakan untuk program konservasi Gunung Salak.
Perseroan dalam melakukan kegiatannya selalu mengacu pada kebutuhan masyarakat sekitar, dan bekerja sama dengan pemerintah, sekolah dan masyarakat di daerah sekitar Pabrik dalam pembibitan, pendistribusian dan penanaman pohon, baik di daerah konservasi, lingkungan desa, pekarangan masyarakat maupun di sekitar sumber AQUA.

2. Air Bersih Hidup Sehat
Program Air Bersih Hidup Sehat merupakan program yang dirancang oleh Perseroan untuk berkontribusi dalam upaya perbaikan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kesehatan lingkungan. Pada tahun 2008, Perseroan mengimplementasikan program tersebut di Kampung Darmaga, Babakan Pari, yang lokasinya berdekatan dengan Sumber Air Kubang. Sebelum program tersebut dilaksanakan, masyarakat menggunakan air yang berasal dari rembesan sawah yang disalurkan ke kolam penampungan air. Air tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci, masak, wudhu dan kebutuhan lainnya. Di dalam program ini, kegiatan yang dilakukan adalah pembangunan instalasi pompa, penampungan air, MCK umum, dan tempat wudhu yang dapat dimanfaatkan oleh sekitar 320 orang yang merupakan penduduk Rt 4 - Rw 2, Desa Babakan Pari. Pada pelaksanaan Program Air Bersih Hidup Sehat ini, Perseroan bekerja sama dengan Panitia Sarana Air Bersih yang dibentuk secara mandiri oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat ditunjukkan dengan keterlibatan yang aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan fasilitas yang telah terbangun. Kontribusi Perseroan dalam program ini berbentuk bantuan teknis, peralatan dan material bangunan, pompa, listrik, serta pemipaan. Selain pembangunan sarana-sarana tersebut, Perseroan merencanakan untuk melanjutkan program ini dengan pelatihan dan penyuluhan perilaku hidup bersih bagi masyarakat.

3. Pendidikan
Sejak akhir tahun 2007 Perseroan berpartisipasi dalam mengembangkan program pendidikan di sekitar lokasi Pabrik Perseroan. Program pendidikan yang telah dikembangkan, mengutamakan pola transparansi dan kemitraan, baik melalui capacity building (perencanaan, pelaksananaan, pelaporan) dan pendanaan. Dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, baik dari sisi kebijakan pemerintah maupun Perseroan maka disusunlah Program Bantuan Sekolah (Supporting School Program). Program ini bertujuan untuk memperkaya dalam bentuk dukungan pendidikan dari Perseroan.
Secara rutin, Perseroan mulai memberikan kontribusi tersebut kepada 25 SD/MI sekitar lokasi pabrik berupa pengembangan infrastruktur maupun kelengkapan lain yang terkait dengan aktivitas belajar-mengajar di sekolah-sekolah tersebut.
Di samping itu, Perseroan juga turut mengembangkankampanye lingkungan hidup bagi murid-murid sekolah melalui RAMSAR Game. Pendidikan tentang lingkungan hidup yang disampaikan melalui permainan ini, dapat dimainkan di dalam kelas. Diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan kecintaan anak-anak sebagai generasi penerus akan arti pentingnya pelestarian lingkungan.

4. Bantuan Sosial
Selain tiga program tersebut, kepedulian Perseroan kepada masyarakat juga ditunjukkan dengan melakukan bantuan-bantuan sosial, antara lain:
Khitanan masal dan pembagian hewan kurban setiap tahun di sekitar pabrik
Pengobatan gratis di Desa Mekarsari dan Babakan Pari bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Indonesia Cabang Sukabumi.
Perbaikan saluran air untuk penanggulangan banjir di sekitar Pabrik Citeureup.
Perseroan tetap terus melaksanakan program-program tanggung jawab sosialnya secara bertahap, dan berkesinambungan dengan melibatkan para pemangku kepentingan. Pengeluaran Perseroan dalam program sosial pada tahun 2008 sejumlah Rp. 1,5 milyar yang dialokasikan untuk program-program dan bantuan sosial untuk masyarakat di sekitar pabrik-pabrik milik Perseroan.
Program-program CSR AQUA berada dalam suatu payung besar yang dinamakan AQUA LESTARI. Di dalam AQUA LESTARI ini, terdapat empat program utama yaitu:
Konservasi dan pendidikan lingkungan
Pertanian organik dan manajemen sumber daya air berkelanjutan
Pemantauan dan pengurangan emisi karbon serta
Akses air bersih dan penyehatan lingkungan yang biasa disebut sebagai WASH.
Selain lelakukan program CSR disekitar lingkungan pabrik, PT Aqua juga turut melakukan program CSR di sebagian besar wilayah Indonesia. Berikut diantaranya beberapa kutipan berita program-program CSR yang dilakukan di beberapa wilayah Indonesia:
1. Program Air Bersih di NTT
Masih banyak daerah di Indonesia yang ke­sulitan mendapat akses air bersih. Pa­dahal, air bersih merupakan faktor pen­ting untuk mewujudkan hidup sehat. Di beberapa daerah di Nusa Tenggara Ti­mur masih banyak warganya yang me­ng­alami kelangkaan air bersih. Untuk men­dapatkan air bersih, tak jarang mereka harus berjalan kaki dengan jarak yang jauh. Alhasil, banyak anak-anak yang kehila­ng­an waktu bermain karena harus meng­am­bil air. Di salah satu desa di Timor Tengah Se­la­tan (TTS), Nusa Tenggara Timur, jarak sumber air dengan rumah penduduk sa­ngat jauh. “Dibutuhkan satu jam untuk pergi pulang membawa air dalam jerigen tiap harinya,” ujar Sustainable Develop­ment & CSR Aqua Danone Indonesia Bi­na­hidra Logiardi.
Kelangkaan air bersih memang men­ja­di sumber munculnya berbagai persoa­l­an di TTS. Masa depan sekolah tak ter­urus karena anak-anak harus ber­kon­sen­trasi penuh mencari air bersih. Belum lagi pe­nyakit demam berdarah, malaria, dan diare akut silih berganti mendera me­re­ka. “Berangkat dari situlah, Aqua Danone In­donesia melalui Aqua untuk Anak Indo­ne­sia (AuAI) berkomitmen aktif mem­ban­tu memperbaiki kesejahteraan anak In­donesia. Pemberdayaan masyarakat di TTS meru­pa­kan tahap pertama program Sa­tu untuk Se­puluh yang diluncurkan hari ini. Sementara, riset awal di TTS sudah di­lak­sanakan Maret hingga Juni 2008. Pro­gram untuk TTS ini bakal berlangsung hing­ga pertengahan 2008,” ujar Brand Di­rec­tor Aqua, Didi Nugrahadi.
Lebih lanjut, Didi mengatakan, sebagai ben­tuk nyata Satu untuk Sepuluh, pihak Aqua akan menyediakan 10 liter air bersih ba­gi komunitas untuk kebutuhan me­ma­sak, mencuci, dan mandi dari setiap 1 liter bo­tol Aqua ukuran 600 mililiter dan 1.500 mi­liliter berlabel khusus yang terjual se­jak Juli 2007 sampai dengan September 2007.
Kembali ke TTS, lanjut Didi, selain pe­nyuluhan hidup sehat, Aqua juga akan mengupayakan memperpendek jarak sum­ber air ke kawasan penduduk melalui titik-titik pengambilan air. Pembangunan infrastruktur semisal penempatan pipa-pipa penyaluran akan dilakukan. “Kita perpendek jarak mungkin men­jadi 50 meter dari 710 meter tadi,” kata Didi. Selanjutnya, pemeliharaan menjadi per­hatian Aqua pula, selain program berkesinambungan untuk mengikutsertakan warga setempat memelihara sumber air. “Kami akan pelihara itu berkelanjutan sam­pai dengan 10 tahun,” kata Didi. Seja­ti­nya, tambah, Didi, di samping Satu un­tuk Sepuluh, masih ada dua inisiatif AuAI yang terus berlangsung yakni Danone Nations Cup (DNC) dan Ramsar Game. Ti­ga mata kegiatan itu terangkum dalam tiga elemen AuAI. DNC yang digelar sejak 2000 adalah fes­tival sepak bola tahunan untuk anak-anak usia 10-12 tahun. Sampai sekarang sudah sekitar 15 juta anak seluruh dunia berpartisipasi dalam DNC. Lalu, Ramsar Game yakni board game untuk edukasi pelajar mengenai siklus air dan per­lindungan.
Kemudian pada 13 Agustus 2009, Danone AQUA hari ini bersama-sama mengumumkan peluncuran program komunitas jangka panjang ”1L AQUA untuk 10 L Air Bersih” atau lebih dikenal dengan nama program lanjutan ”Satu untuk Sepuluh”. Program Satu untuk Sepuluh merupakan program penjangkauan masyarakat yang bertujuan untuk mempromosikan hidup sehat dengan menyediakan akses air bersih dan pendidikan kesehatan.
Baskorohadi Sukatmo, Brand Director, DANONE AQUA mengatakan, ”Untuk setiap liter produk AQUA berlabel khusus yang dijual, program ini berkomitmen untuk memberikan 10 liter air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan. Satu untuk Sepuluh tahap II ini merupakan kelanjutan dari program tahap pertama. Pada tahap pertama, kami telah menyediakan akses air bersih kepada lebih dari 12.000 penerima bantuan di beberapa desa di Kecamatan Boking dan Amanatun Utara di NTT. Sedangkan untuk tahap II, AQUA menargetkan untuk menjangkau 18.900 penerima bantuan di desa-desa di Kecamatan Boking, Amanatun Utara, Toianas dan Noebana di NTT.”
Kami kembali mengimplementasikan program baru di NTT mengingat proyek SUS 2007 merupakan program yang menunjukkan keberhasilan di mana telah memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup penerima manfaat yang tinggal di TTS (Timor Tengah Selatan), NTT (Sebagai contoh, sebelum implementasi program, waktu yang diperlukan untuk memperoleh air adalah 46 menit. Sekarang diperkirakan menjadi 20 menit. Jarak tempuh untuk memperoleh air sebelum program ini dilakukan adalah 700 meter. Dan sekarang diperkirakan menjadi 200 meter).
Pertama-tama karena masalah kelangkaan air tetap menjadi suatu tantangan besar yang harus ditangani melalui pendekatan baru. Kedua – karena hal ini sejalan dengan semangat kelanjutan dan tujuan pendekatan, adalah penting untuk tetap fokus dan berkomitmen terhadap tantangan kelangkaan air ini untuk menciptakan dampak yang berkesinambungan. Implementasi program Satu Untuk Sepuluh di Nusa Tenggara Timur dilaksanakan oleh AQUA yang bermitra dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Internasional, Action Contre la Faim (ACF). Selain itu, dalam rangka kelanjutan pemberdayaan kapasitas masyarakat lokal, kami juga bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Lokal, yaitu YASNA dan pemerintah daerah TTS.
Rama Furry, Communications Officer, Action Contre la Faim, menjelaskan, “Terdapat tiga kunci utama yang menentukan keberhasilan program. Pertama yaitu perbaikan akses air bersih yang diukur dengan jumlah air yang tersedia dan jarak tempuh yang lebih dekat dan waktu yang lebih singkat untuk memperoleh kebutuhan air minum dan memasak bagi individu dan rumah tangga. Kedua, meningkatnya kesadaran untuk terbiasa hidup bersih dan sehat melalui penyuluhan kesehatan. Ketiga adalah aplikasi yang tepat melalui proses participatory dari stakeholder lokal untuk memastikan kelanjutan program”.
Dia menambahkan, “Keberhasilan program akan dievaluasi dan diukur berdasarkan peningkatan akan tiga hal tersebut. Kemajuan dilihat dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah implementasi program. Dari evaluasi ini kami dapat mengukur efektivitas program, baik secara fisik melalui instalasi akses air dan perubahan perilaku kebiasaan hidup sehat di mana menunjukkan peningkatan signifikan.
Binahidra Logiardi, Sustainable Development & Social Responsibility, DANONE AQUA, menjelaskan ” Air merupakan kebutuhan mendasar bagi kita semua, namun tidak semua orang bisa mengakses air bersih dalam kehidupannya sehari-hari. Banyak daerah di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, yang mengalami kesulitan untuk memperoleh air dikarenakan topografi daerah tersebut membutuhkan sistem infrastruktur pasokan air bersih untuk memungkinkan masyarakat sekitar agar dapat mengakses air bersih tersebut. Selain akses air bersih, sanitasi, kesehatan lingkungan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat pra sejahtera juga merupakan hal penting, kesemuanya ini saling terkait. Air merupakan kehidupan, sanitasi merupakan martabat, keduanya mendukung tercapainya kesehatan lingkungan yang berkesinambungan yang pada akhirnya juga akan memberi kontribusi pada tercapainya pengembangan kesejahteraan masyarakat dunia”.
Binahidra menambahkan, “AQUA memiliki program CSR yang disebut WASH (Water Access, Sanitation, Hygiene Program) yang bertujuan untuk meningkatkan lingkungan bagi masyarakat pra-sejahtera. Melalui program WASH, AQUA berkontribusi secara aktif dan berkelanjutan untuk memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang berkaitan dengan penyediaan air bersih di Indonesia”. Salah satu program WASH adalah program Satu untuk Sepuluh ini. Program Satu untuk Sepuluh sejalan dan mendukung program Millenium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan oleh PBB guna memerangi kemiskinan dan kelaparan di berbagai belahan dunia dengan target di tahun 2015.

2. Program Pembangunan Desa Sosio-eko-bisnis
Berkaitan dengan program pemerintah Go Organic 2010, Danone Aqua memfasilitasi pengembangan masyarakat menuju desa sosio eko bisnis di Desa Karanglo, Kecamatan Polonharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Corporate Sosial Responsibilty dari Danone Aqua ini ini dihadiri Menteri Pertanian Suswono sekaligus memberikan pengarahan kepada petani di Laboratorium Pertanian Desa di Desa Karanglo, Klaten pada Rabu, 17 Februari 2010. Kegiatan yang melibatkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Mulyo Desa Karanglo merupakan pendekatan sosial dan lingkungan komunitas yang inovatif serta multipihak dengan tujuan pelestarian lingkungan, terutama sumber daya air dan pemberdayaan masyarakat.
“Kami bangga dapat mendukung program pemerintah Go Organic 2010. Ini sesuai dengan komitmen ganda perusahaan terhadap kegiatan usaha dan sosial,” kata Pimpinan Danone Aqua Parmaningsih Hadinegoro dalam acara Wilujengan Garap Pasiten. Selama ini kata dia, pihaknya telah berupaya meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat dan ekonomi produktif lainnya yang berbasis ramah lingkungan melalui program Aqua Lestari.
Hal senada juga diungkapkan oleh Koordinator Jawa Tengah untuk Sustainable Development dan Social Responsibility Danone Aqua, Fainta Susilo Negoro. Ia mengatakan keberhasilan berbagai program dari Hulu ke Hilir, termasuk peresmian Laboratorium Pertanian Desa di Desa Karanglo, kecamatan Polonharjo, merupakan suatu bentuk kelanjutan dari program CSR Danone Aqua yang didukung oleh Pemda, LSM, gapoktan dan masyarakat setempat.
Perusahaan membantu melakukan reboisasi taman nasional, penanaman bibit pohon, menyediakan akses air bersih, pemetaan penggunaan lahan dan air irigasi sampai dengan melakukan pelatihan manajemen pertanian dengan tujuan untuk memajukan serta memberikan manfaat.
Sementara Menteri Pertanian Suswono mengatakan proyek kerjasama ini menjadi salah satu proyek percontoan dari sistem pertanian anorganik menjadi sistempertanian organik. “Program ini akan dikembangkan di seluruh Indonesia untuk mengolah tanah yang rusakakibat sistem pertanian anorganik yang menggunakan pupuk kimia," kata dia.

3. Program Pelestarian Lingkungan, Pemberdayaan Masyarakat, Pendidikan, dan Peningkatan Ekonomi
Koordinator CSR Danone Aqua wilayah Jatim Arief Fatullah mengatakan, sejauh ini, Aqua Lestari sudah berperan aktif dalam pelestarian lingkungan, utamanya penyelamatan sumber mata air, sekaligus menjalankan program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan derajat hidup dan ekonomi. Berbagai program CSR sudah dijalankan secara berkesinambungan di Pandaan, Kebon candi, Pasuruan, dengan melibatkan berbagai pihak.
Di bidang penanaman, lebih dari 30.000 pohon pada 2008-2009, pihaknya sudah menjalin bekerja sama dengan Perum Perhutani, Yayasan Kaliandra, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Dayurejo dalam mengelola hutan asuh di lereng Gunung Arjuno. Program itu dilanjutkan pada 2010 dengan menanam 50.000 pohon. "Melalui kegiatan ini telah terbentuk 3 kelompok pengasuh hutan, 2 kawasan hutan asuh seluas 72 hektare, dan partisipasi nyata masyarakat melalui LMDH terealisasi secara nyata," tegasnya.
Guna menunjang hutan asuh juga diadakan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa hutan, beberapa aktivitas sudah dijalankan di Dusun Gamoh, Dusun Guthean, dan Desa Dayurejo. Berbagai kegiatan positif itu antara lain pemberian bantuan 4 ternak sapi untuk para pengasuh hutan, pengembangan budidaya sirih sebanyak 5.000 bibit, pelatihan pembuatan minyak atsiri, dan penyediaan 1 alat destilasi, serta pembuatan arang dari limbah kayu. Aktivitas itu dilakukan melalui pola kemitraan multipihak. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat secara bertahap. Selain itu, untuk mencegah penebangan pohon untuk arang. Setelah kegiatan itu diterapkan, hasilnya sangat menggembirakan, yakni warga pembuat arang dari kayu semakin lama makin berkurang.
Konservasi juga dilakukan Danone Aqua di kawasan hutan lindung Bromo Tengger bekerja sama dengan LSM Satu Daun, LMDH, dan Perhutani setempat. Program sudah diwujudkan dengan menanam 6.600 pohon di Kecamatan Tosari dan 12.000 pohon ditanam di Kecamatan Puspo. Hasilnya, penghijauan seluas 20 hektare lahan kritis. "Pohon-pohon yang sudah ditanam selanjutnya dirawat oleh masyarakat di sekitar hutan lindung," ujarnya.
Keuntungan lain yang bisa diambil masyarakat adalah mereka juga dapat menanam rumput gajah untuk makanan ternak. "Dengan demikian tidak hanya hutan lindung yang semakin hijau, tetapi masyarakat setempat juga dapat mengembangkan perekonomian, sekaligus mendapatkan lahan rumput untuk pakan ternak," ujarnya.
Di bidang pendidikan Danone Aqua merintis kerjasama dengan sekolah dan pemerintah desa di berbagai wilayah Pasuruan dan Probolinggo. Program Sekolah Sahabat Mata Air itu fokus terhadap pendidikan dan membangun kepedulian terhadap lingkungan hidup. Program tersebut dijalankan di 15 SMA/SMK di Kabupaten Pasuruan, 2 SMA/SMK di Kota Pasuruan, dan satu SMK di Kabupaten Probolinggo. Dalam pelaksanaan program, Danone Aqua menjalin kerja sama dengan melibatkan Yayasan Satu Daun, Dinas Pendidikan, BLH Pasuruan, DKP Pasuruan, LMDH, dan masyarakat.

4. Program Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Direktur Sustainable Development Department Danone Aqua, Yann Brault menjelaskan, Danone memiliki komitmen ganda. Yakni, keberhasilan bisnis dan perkembangan sosial. Yann menjelaskan, ada beberapa program CSR yang dijalankan Aqua. Antara lain, program pengelolaan daerah aliran sungai (DAS).
Menurut Yann. saat ini ada sekitar delapan DAS yang masuk ke program CSR Aqua. "Program ini dibagi ke dalam dua bagian, yakni hulu dan hilir," ujar Yann. Di hulu, tambahnya, dilakukan dengan melakukan perlindungan hutan dan merehabilitasi lahan kritis. Pertanian di sekitar aliran sungai pun dibuat agar lebih ramah lingkungan yang arahnya menuju pertanian organik. Selain itu. Aqua juga melakukan pengolahan sampah.
Aqua pun ikut serta dalam program penanaman pohon. Tahun ini, Yann menargetkan dapat menanam 400 ribu pohon, termasuk mangrove. "Untuk bagian hilir, kami sesuaikan dengan daerah di sekitar DAS. Untuk masyarakat laut misalnya, maka kami membuat program untuk melindungi daerah laut." papar Yann.
Kegiatan CSR Aqua lainnya adalah program air bersih yang berjalan sejak 2007. Program ini bertujuan untuk menciptakan pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan. "Kami memang selalu mengutamakan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat di setiap program CSR yang dijalankan. Intinya adalah engage bersama komunitas dan maju bersama," tambahnya. Saat ini. kata Yann, program ini dijalankan di 16 lokasi di seluruh Indonesia. Sekitar 21 proyek yang sudah selesai dan 10 lainnya masih berjalan.




ANALISIS


Dari kegiatan CSR yang telah dilakukan oleh Aqua tersebut, dapat dikatakan bahwa Aqua cukup sukses dalam menjalankan program CSR-nya. Terbukti dari beberapa penghargaan yang telah diraih Aqua melalui program CSR yang telah dilaksanakan, yaitu:
Aqua mendapat penghargaan Gold pada KSN (Kesetiakawanan Sosial Nasional) Awards 2010 yang diselenggarakan oleh Kementrian Sosial dan CFCD (Corporate For Community Development Program)
Program penanaman kembali hutan Gunung Klabat, Minahasa Utara dimana DANONE AQUA Sulawesi Utara mendapatkan penghargaan Wana Lestari dari Departemen Kehutanan Republik Indonesia
DANONE AQUA berhasil meraih penghargaan MDGs (Millenium Development Goals) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Metro TV dalam kategori pelestarian lingkungan (environmental sustainability) atas program WASH (water access, sanitation and hygiene).
Menurut penulis, kesuksesan program-program CSR yang dilakukan oleh Aqua tidak terlepas dari faktor kredibilitas perusahaan yang telah menjadi salah satu perusahaan penghasil air mineral terkemuka di Indonesia sehingga memiliki profit keuangan yang cukup besar. Dengan profit keuangan yang cukup besar tersebut, Aqua berani mengeluarkan anggaran untuk CSR hingga mencapai angka 12 Miliyar Rupiah per tahun.
Tentunya Aqua menyadari bahwa produk yang mereka produksi adalah air mineral yang merupakan sumber daya alam, sehingga program CSR yang mereka buat sebagian besar berorientasi pada pelestarian alam. Dengan melestarikan alam, disamping mereka membantu masyarakat dan Negara dengan menciptakan lingkungan alam yang baik, tentunya program pelestarian alam tersebut dapat menjaga produksi air mineral yang baik pula. Mengingat air menieral merupakan komoditi yang mereka perjualkan.
Selain melestarikan alam, Aqua juga mengadakan program-program CSR dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat. Program tersebut dilakukan diseluruh golongan terkait baik itu di sekitar lingkungan pabrik, kemudian yang berskala nasional, maupun yang berskala internasional dengan mendukung program Millenium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan oleh PBB guna memerangi kemiskinan dan kelaparan di berbagai belahan dunia.
Didalam menjalankan program-program CSR nya, Aqua pun bekerjasama dengan berbagai lapisan masyarakat, LSM, dan oraganisasi pemerintah sehingga proses pelaksanaan program CSR tersebut dapat terpantau oleh seluruh golongan. Tidak hanya sampai disitu, Aqua pun didalam melaksanakan program-program CSR nya selalu mengutamakan aspek yang berkelanjutan. Dimana setiap program CSR yang telah dilaksanakan dipantau perkembangan dan tingkat keberhasilannya, kemudian program tersebut dilakukan secara continue dan berkesinambungan sehingga tidak hanya sekedar membahagiakan masyarakat secara instant dan sekejap. Keseluruh hal tersebut menimbulkan pencitraan yang baik bagi Aqua selaku perusahaan air mineral terkemuka di Indonesia.
Jika ditinjau berdasarkan salah satu prinsip CSR yaitu “Triple Bottom Lines”, dimana perusahaan harus memperhatikan tiga unsur penting diantaranya:
Profit (Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang)
People (Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia)
Planet (Perusahaan peduli terhadap lingkungan hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan hidup lingkungan hidup)
Tentu jika kita memperhatikan pemaparan pada contoh-contoh kasus didalam makalah ini, tentu kita akan sepakat bahwa Aqua telah memenuhi ketiga unsur didalam prinsip Triple Bottom Lines CSR karya Carrol tersebut.


Referensi :
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2848134
http://scylics.multiply.com/journal/item/176/Sejarah_AQUA