Hilangnya Suku Maya secara misteri: Lembaran budaya cemerlang yang ditulis bangsa Maya untuk sejarah manusia, telah kita ketahui tingkat keanggunannya. Arkeolog menganggap, kebudayaan bangsa Maya semestinya secara perlahan-lahan terbentuk sejak tahun 2000 SM hingga masa tahun 250 M, setelah tahun 250 M hingga masa tahun 900 M, budaya tersebut memasuki masa keemasan, dan pada abad ke-7 dan 8, memasuki masa yang sangat makmur dan sejahtera.Tulisan paling dini bangsa Maya muncul menjelang dan sekitar Masehi, namun batu prasasti pertama yang tergali memperlihatkan catatan yang menulis tahun 292 M. Sejak itu, tulisan bangsa Maya hanya tersebar pada areal terbatas. Dan pada tarikh Masehi setelah pertengahan abad ke-5, tulisan bangsa Maya baru secara menyeluruh tersebar ke semua kawasan Maya. Misalnya batu prasasti terakhir diselesaikan pada 869 M, dan batu prasasti terakhir di seluruh kawasan Maya diselesaikan pada 909 M.
Menurut data penelitian: “Suatu hari di tahun 909 M,
tanpa sebab yang jelas, 80% bangsa kuno Maya tiba-tiba saja menghilang, tidak
hanya meninggalkan kuil yang belum selesai dibangun, bahkan sejumlah besar
balairung dewa dan bangunan model raksasa semuanya ditinggalkan begitu saja,
terbenam dalam reruntuhan tembok yang roboh. Semua pusat pemujaan juga terhenti
aktivitasnya. Kemudian, sejak hari itu, kebijaksanaan leluhur lenyap dengan
sangat cepat, dan bangsa Maya yang tertinggal pun mulai berubah menjadi buta
pengetahuan dan merosot moralnya.”
Dari bukti penelitian ilmuwan ini, kita dapat memberikan
penjelasan yang rasional: Setelah mengalami perkembangan budaya yang tinggi,
dikarenakan perkembangan budaya materi, kehidupan bangsa Maya kuno lambat laun
merosot, menuju kemerosotan moral masyarakat. Lalu sebagian yang masih disebut
kebijaksanaan leluhur itu, pada kenyataannya adalah sekelompok orang yang telah
jatuh merosot moralnya, mereka mendorong perkembangan hal yang tidak baik,
membuat segenap masyarakat bangsa Maya kuno mengarah menuju kepunahan!
Meskipun terdapat sejumlah dokumen yang tersisa, namun sangat sulit bagi
kita untuk memastikan peristiwa mengerikan apa yang sebenarnya terjadi pada
tahun 909 M itu, berbagai macam versi hipotesa tentang kepunahan bangsa Maya,
misalnya banjir, gempa bumi, angin topan, bencana maupun pendapat lainnya
tentang wabah, keracunan massal, penyakit menular, bahkan dikatakan populasi
yang membengkak, pembakaran hutan secara berulang kali untuk bercocok tanam
yang mengakibatkan tanah gersang, ataupun bencana ekonomi, bahkan dikatakan
invasi musuh, perang antarkota,pemberontakan kaum petani maupun masalah sosial seperti
bunuh diri massal, dan pendapat lain yang tak terhitung jumlahnya. Apa pun
penyebabnya sama sekali tidaklah penting, intinya adalah sejarah sekali lagi
telah mempertahankan orang yang baik dan sederhana, sedangkan sebutan “buta
pengetahuan dan merosot moralnya” yang digunakan untuk melukiskan keturunan
bangsa Maya, hanyalah kaidah yang dilihat oleh mata manusia masa kini,
sangat lugu dan baik seperti tidak berpengetahuan, tidak
tahu mengejar keuntungan mendatangkan keputusasaan. Pertanyaannya adalah
mengapa sejarah manusia lagi-lagi mencatat lenyapnya umat manusia yang disebut
sebagai “kebijaksanaan leluhur”?
Catatan
Misteri Hilangnya Suku Maya
Suku bangsa Maya, merupakan salah satu suku paling
terkenal sekaligus misterius di dunia. Mereka terkenal karena memiliki
kebudayaan tinggi dan mewariskan bangunan-bangunan megah seperti house of the
dove (rumah merpati) di kawasan mesoamerika. Suku ini juga dianggap misterius,
karena hilang begitu saja dari panggung sejarah.
Sampai kini, para arkeolog terus berusaha menyingkap
misteri bangsa ini. Berkat kegigihan, sepertinya misteri hilangnya suku ini
mulai terungkap.
Menurut para peneliti dari Marshall Space Flight Center
di Huntsville, Alabama, AS, seperti dikutip dari livescience, suku ini mungkin
punah karena perubahan iklim. Kesimpulan ini didapat setelah mereka mengamati
wilayah Amerika Tengah via satelit.
Program satelit yang mengamati kawasan itu dikenal
sebagai SERVIR. Diluncurkan awal tahun 2005. Mulanya, satelit ini digunakan
untuk menolong pemerintah menghalau kebakaran hutan, meningkatkan potensi lahan
dan membantu memperbaiki kerusakan
lingkungan. Kenyataannya, program
satelit ini bukan cuma membantu dalam hal-hal tersebut saja, tapi juga
menemukan jejak-jejak kuno Suku Maya. Jejak ini berkemungkinan besar wilayah
pertanian masa lalu yang rusak berat.
Servir memberi informasi, bahwa perubahan iklim mungkin
merusak ekosistem dan keanekaragaman hayati yang dimiliki lingkungan Suku Maya.
Sebelumnya, ada banyak dugaan mengenai penyebab hilangnya
Suku Maya. Ada yang bilang disbabkan oleh badai topan, kelebihan penduduk,
wabah penyakit hingga pemberontakan petani. Namun, Arkeolog Nasa satu-satunya,
Sever, menyebut bahwa kepunahan itu mungkin disebabkan oleh perubahan iklim.
Suku Maya mungkin saja mengeksploitasi lahan subur yang
disebut bajos dan tergantung pada lahan ini. Buktinya, citra satelit
memperlihatkan adanya demaga kuno, kanal-kanal pengairan dan ladang-ladang
pertanian.
Ketika musim kering yang panjang melanda akibat perubahan
iklim, lahan pertanian subur ini menjadi kerontang dan tak menghasilkan. Ini
membawa kemunduran besar bagi Suku Maya sampai akhirnya mereka hilang dari
sejarah.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar