Rabu, 08 April 2015

RANGKUMAN B.INDONESIA BAB 1

Rangkuman BAB 1
Penalaran
Definisi penalaran
Penalaran merupakan suatau corak atau cara seseorang menggunakan nalaranya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan menggemukakannya kepada orang lain. Kegiatan penalaran dapat bersifat ilmiah dan non ilmiah. Dari prosesnya, penalaran dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif.
A.   PENALARAN INDUKTIF

Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa perinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus .
Penalaran induktif dapat berbentuk generalisasi, analogi, atau hubungan sebab akibat. Generalisasi adalah proses berpikir berdasarkan hasil pengamatan atas sejumlah gejala dan fakta dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa itu. Analogi merupakan cara menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan terhadap sejumlah gejala khusus yang bersamaan. Hubungan sebab akibat ialah hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang  mengikuti pola sebab akibat, akibat sebab, dan akibat-akibat. Generaliasai dibagi menjadi dua jenis yaitu:

·         Generalisasi  sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki.

·         Gneralisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki.Penalaran generalisasi bertolak dari satu atau sejumlah fakta (fenomena atau peristiwa) khusus yang mempunyai kemiripan untuk membuat sebuah kesimpulan. Sejumlah peristiwa khusus dibuat dalam bentuk kalimat, kemudian pada akhir paragraf diakhiri dengan kalimat yang berisi generalisasi dari peristiwa. Peristiwa khusus yang disebutkan pada bagian awal.



·         Analogi
Adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Dalam berfikir Analogis, kita meletakan suatu hubungan baru berdasarkan hubungan-hubungan baru itu. Dan kita juga dapat menarik kesimpulan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Pada pembentukan kesimpulan dengan jalan analogi, jalan pikiran kita didasarkan atas persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya. Karena pada dasarnya hanya membandingkan persamaan – persamaan dankemudian dicari hubungannya. Maka sering kesimpulan yang diambil tidak logis..

B.   PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran deduktif adalah proses penalaran    untuk  menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang  bersifat umum. Corak berpikir deduktif adalah silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Dalam penalaran ini tedapat premis, yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Untuk penarikan kesimpulannya dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Penarikan kesimpulan secara langsung diambil dari satu premis,sedangkan untuk penarikan kesimpulan tidak langsung dari dua premis.Macam-macam penalaran Deduktif diantaranya:

·         Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.

·         Entimen
adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui. 



PROPOSISI

Suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan. Proposisi dapat dibatasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya.


CONTOH
1.    Semua manusia akan mati pada suatu waktu.
2.    Beberapa orang Indonesia mempunyai kekayaan yang berlimpah.
3.    Kota Bandung hancur dalam perang dunia kedua karena bom atom.
4.    Semua gajah telah punah tahun 1980.

v  Catt: kedua kalimat pertama dapat dibuktikan kebenarannya. Kedua kalimat terakhir dapat ditolak karena kebenarannya tidak sesuai dengan fakta/tidak dapat dibuktikan kebenarannya.


INFERENSI DAN IMPLIKASI

A.   Inferensi (infere) : menarik kesimpulan.
proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui.

B.    Implikasi (implicare) : melibat / merangkum.
rangkuman, sesuatu yang dianggap ada karena sudah di rangkum dalam fakta/ evidensi itu sendiri.

EVIDENSI

Semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu.Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatau fenomena. 
Wujud Evidensi
evidensi berbentuk data & informasi (keterangan yang diproleh dari sumber tertentu).



CARA MENGUJI DATA

Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi.
Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian data:
1. Observasi
à mengamati secara langsung sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut 
2. Kesaksian
3. Autoritas

CARA MENGUJI FAKTA

Fakta à adalah segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan
v  Untuk menguji fakta kita butuh melakukan 2 kali penilaian.
1.    menentukan apakah data itu merupakan kenyataan atau yang sungguh terjadi. Setelah yakin dengan hal itu barulah dilakukan penilaian yang kedua.
2.    Penilaian kedua ini berdasarkan 2 dasar yaitu Konsistensi dan juga Koherensi.


CARA MENILAI AUTORITAS

Untuk menilai suatu autoritas, penulis dapat memilih beberapa cara pokok sbagai berikut:

1.   Tidak mengandung Prasangka
artinya pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.

2.   Pengalaman dan Pendidikan Autoritas
Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.

3.   Kemashuran dan Prestise
Faktor ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain. Apakah ahli menyertakan pendapatnya dengan fakta yang menyakinkan.

4.   Koherensi dengan Kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk memperlihatkkan bahwa penulis benar-benar siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan.










Tidak ada komentar :

Posting Komentar