masjid cordoba spanyol
Salah satu masjid yang paling terkenal dalam sejarah Islam
adalah Masjid Cordoba di Spanyol. Masjid ini dulunya sebuah katedral bernama
Visigoth St Vincent. Pertama kali diubah menjadi masjid pada 784 M di bawah
kepemimpinan Abd ar-Rahman I.
Masjid terus mengalami renovasi saat pemerintahan Abd
ar-Rahman II. Sementara, pada masa pemerintahan al-Hakam II, masjid diperbesar
dan dibangun mihrab. Renovasi terakhir dilakukan pada masa al-Mansur Ibn Abi
Amir 987 M yang membangun penghubung dengan istana.
Masjid Cordoba mempunyai tinggi menaranya 40 hasta di atas
batang-batang kayu berukir dan ditopang oleh 1.293 tiang yang terbuat dari
berbagai macam marmer bermotif papan catur. Di sisi selatan tampak 19 pintu
berlapiskan perunggu dengan kreasi yang sangat menakjubkan. Di pintu tengahnya
berlapiskan lempeng-lempeng emas. Panjang Masjid Cordoba dari utara ke selatan
mencapai 175 meter dan lebarnya dari timur ke barat 134 meter. Sedangkan,
tingginya mencapai 20 meter.
Aktivitas masjid digunakan juga untuk pengadilan syariah
selain akitivitas ibadah. Masjid Agung Cordoba menjadi pusat keislaman di
Andalusia selama tiga abad. Cordoba yang menjadi pusat pemerintahan Islam di
Spanyol juga turut menjadikan masjid yang pernah bernama al-Jami ini menjadi
pusat kegiatan pemerintahan dan aktivitas warga.
Keagungan masjid ini mencerminkan kemakmuran dan
kesejahteraan negara tersebut. Cordoba pada saat itu menjadi pusat perdagangan,
ilmu pengetahuan, dan ibu kota kekhalifahan Bani Umayyah.
Pada masa itu, sudah ada 170 wanita yang berprofesi sebagai
penulis kitab suci Alquran dengan huruf Kufi yang indah. Di sisi masjid juga
terdapat sekolah bagi anak-anak Muslim. Aktivitas di masjid begitu semarak. Tak
heran, jika pada malam hari, masjid itu diterangi 4.700 buah lampu yang
menghabiskan 11 ton minyak per tahun.
Setiap tahun perpustakaan Masjid Cordoba dikunjungi oleh
lebih dari 400 ribu orang. Jumlah ini sangat jauh berbeda dengan kunjungan
orang-orang di perpustakaan-perpustakaan Eropa yang hanya mencapai 1.000 orang
per tahunnya.
Perpustakaan Masjid Cordoba tidak hanya dikunjungi oleh
Muslim, tetapi juga non-Muslim. Salah satunya adalah pemimpin tertinggi agama
Katolik, Paus Sylvester II. Selepas belajar matematika di Spanyol, dia kemudian
mendirikan sekolah katedral dan mengajarkan aritmatika dan geometri kepada para
muridnya.
Di antara ulama-ulama Muslim yang terkenal dan sempat
belajar di sekolah Masjid Cordoba adalah Ibnu Rusyd, Ibnu Hazm, al-Qurthubi,
Ibnu Bajjah, al-Ghafiqi, Ibnu Thufail, al-Idrisi, Ibnu Farnas, dan lainnya.
Setelah ditaklukkan oleh Raja Leon Alfonso VII yang beragama
Nasrani, masjid ini berubah fungsi menjadi gereja. Pada awal abad ke-13,
kekhalifahan Bani Umayyah tidak dapat mengatasi serbuan bangsa Eropa yang datang
dari utara, Cordoba ditaklukkan. Masjid ini pun akhirnya dikuasai Nasrani.
Beberapa tiang dihancurkan dan di dalam bangunan masjid didirikan katedral yang
diberi nama Cathedral Mezquita (Katedral Masjid).
Keruntuhan Cordoba itu tidak saja diratapi oleh umat Islam,
tetapi juga seorang penulis Kristen, Stanley Lane Poole, dalam bukunya The
Mohammadan Dynasties mengaku betapa mundurnya peradaban Spanyol setelah
runtuhnya kerajaan Islam Cordoba.
Masjid Cordoba yang gagah itu hingga saat ini masih berdiri
di tenggara Kota Madrid. Ia berdiri di kaki bukit Siera de Montena
memperlihatkan kepada dunia akan saksi kemasyhuran peradaban Islam di bumi
Spanyol.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar