Pariwisata Yang Berkelanjutan
Pada tahun 1992, dalam United Nation
Conference on Environment and Development -the Earth Summit- di
Rio de Janeiro, dirumuskan program tindak yang menyeluruh hingga abad ke-21
yang disebut Agenda 21, yang kemudian diadopsi oleh 182 negara peserta
konferensi termasuk Indonesia.
Agenda 21 merupakan blueprint untuk
menjamin masa depan yang berkelanjutan dari planet bumi dan merupakan dokumen
yang mendapatkan kesepakatan internasional yang sangat luas, menyiratkan
konsensus dunia dan komitmen politik di tingkat yang paling tinggi.
Dalam tataran kepariwisataan internasional,
pertemuan Rio ditindaklanjuti dengan Konferensi Dunia tentang Pariwisata Berkelanjutan
pada tahun 1995 yang merekomendasikan pemerintah negara dan daerah untuk segera
menyusun rencana tindak pembangunan berkelanjutan untuk pariwisata serta
merumuskan dan mempromosikan serta mengusulkan Piagam Pariwisata Berkelanjutan.
Contoh
Produk Sustainable Tourism
Salah
satu produk pariwisata yang diciptakan sesuai dengan prinsip pariwisata yang
berkelanjutan adalah Skyrail Rainforest Cableway, yaitu gondola (kereta
gantung) yang menghubungkan pinggiran kota Cairns Caravonica di atas
Taman Nasional Barron Gorge ke Kuranda, Queensland. Membentang sepanjang 7,5 km
di atas Taman Nasional Barron Gorge, Skyrail menawarkan pengalaman
perjalanan dengan gondola di atas hutan tropis. Di sini, wisatawan turun
dari gondola dan berjalan kaki menikmati informasi-informasi yang disediakan
dan dipandu oleh guide.Skyrail dibuka untuk umum pada tahun 1995.
Konsep
asli Skyrail disusun pada tahun 1987 dan diikuti oleh tujuh tahun studi
kelayakan, pra-konstruksi studi dampak lingkungan serta konsultasi dan
persetujuan dengan pemerintah , negara bagian, pemerintah federal, dan
masyarakat setempat. Konstruksi Skyrail diaplikasikan dari teknik
konstruksi yang meminimalkan dampak terhadap hutan di Taman Nasional Barron
Gorge yang terdaftar di World Heritage.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar