Kabupaten Gunung
Kidul DI Yogyakarta merupakan kawasan Pegunungan Seribu (Gunung Sewu) adalah
kawasan yang memiliki keunikan tatanan geologi dan hidrologi,dikenal sebagai
kawasan kars yang dikenal sebagai kawasan yang kering dan tandus, hal ini
diakibatkan oleh sifat batuan yang mudah larut (batugamping) apabila bereaksi
dengan air sehingga air yang berada di atas permukaan akan mengalir dan
tersimpan di bawah permukaan menjadi sungai-sungai bawah permukaan yang berada
di dalam gua-gua. Kekeringan menjadi permasalahan utama bagi masyarakat Gunung
Kidul selama beratus-ratus tahun, kawasan ini telah dihuni oleh masyarakatnya
selama berabad-abad lamanya bahkan dari jaman batu (megalithikum). Munculnya
peradaban manusia yang berkembang di kawasan ini menggambarkan bahwa masyarakat
di kawasan ini mampu beradaptasi dengan kondisi alamnya yang menyediakan
sumberdaya alam untuk dapat dimanfaatkan, salah satu sumberdaya yang utama
adalah air, pola perkembangan pemukiman di wilayah ini akan selalu
mendekati pada sumberdayanya dimana air akan menjadi sumber utama untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk pertanian bagi masyarakat di
sekitar Kawasan Kars Gunung Sewu. Dalam menjalankan kelangsungan hidupnya
masyarakat memiliki cara dan tradisi tersendiri dalam mengelola sumberdaya air
yang ada, serta mengolah lahan kering di sekitarnya menjadi lahan pertaniaan
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan masyarakat lokal, kearifan
lingkungan menjadi pilar utama dalam pengelolaan kawasan bagi masyarakat lokal
untuk menjaga dan melestarikan sumberdaya yang ada, kebudayaan lokal berkembang
dan terus dijalankan sebagai dasar bagi masyarakat lokal untuk menjalankan
kehidupannya di wilayah kars Gunung Sewu. Pergeseran kebudayaan dalam
pembangunan mengakibatkan permasalahan lingkungan di kawasan kars menjadi objek
utama dalam tulisan ini, sehingga perlu adanya penggalian kembali
kearifan lokal yang ada untuk mengelola kembali lingkungan menjadi lebih baik
dan berkelanjutan.
Kabupaten Gunung
Kidul DI Yogyakarta merupakan kawasan Pegunungan Seribu (Gunung Sewu) adalah
kawasan yang memiliki keunikan tatanan geologi dan hidrologi,dikenal sebagai
kawasan kars yang dikenal sebagai kawasan yang kering dan tandus, hal ini
diakibatkan oleh sifat batuan yang mudah larut (batugamping) apabila bereaksi
dengan air sehingga air yang berada di atas permukaan akan mengalir dan
tersimpan di bawah permukaan menjadi sungai-sungai bawah permukaan yang berada
di dalam gua-gua. Kekeringan menjadi permasalahan utama bagi masyarakat Gunung
Kidul selama beratus-ratus tahun, kawasan ini telah dihuni oleh masyarakatnya
selama berabad-abad lamanya bahkan dari jaman batu (megalithikum). Munculnya
peradaban manusia yang berkembang di kawasan ini menggambarkan bahwa masyarakat
di kawasan ini mampu beradaptasi dengan kondisi alamnya yang menyediakan
sumberdaya alam untuk dapat dimanfaatkan, salah satu sumberdaya yang utama
adalah air, pola perkembangan pemukiman di wilayah ini akan selalu
mendekati pada sumberdayanya dimana air akan menjadi sumber utama untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk pertanian bagi masyarakat di
sekitar Kawasan Kars Gunung Sewu. Dalam menjalankan kelangsungan hidupnya
masyarakat memiliki cara dan tradisi tersendiri dalam mengelola sumberdaya air
yang ada, serta mengolah lahan kering di sekitarnya menjadi lahan pertaniaan
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan masyarakat lokal, kearifan
lingkungan menjadi pilar utama dalam pengelolaan kawasan bagi masyarakat lokal
untuk menjaga dan melestarikan sumberdaya yang ada, kebudayaan lokal berkembang
dan terus dijalankan sebagai dasar bagi masyarakat lokal untuk menjalankan
kehidupannya di wilayah kars Gunung Sewu. Pergeseran kebudayaan dalam
pembangunan mengakibatkan permasalahan lingkungan di kawasan kars menjadi objek
utama dalam tulisan ini, sehingga perlu adanya penggalian kembali
kearifan lokal yang ada untuk mengelola kembali lingkungan menjadi lebih baik
dan berkelanjutan.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar