Menurut pendapat saya tentang remaja-remaja atau anak muda di zaman sekarang mereka justru tidak melestarikan alat music tradisional mereka malah melestarikan alat music budaya luar atau asing. Seharusnya hal itu tidak terjadi karena alat music tradisional merupakan kekayaan Negara kita dan hal itu perlu kita lestarikan sebagai anak Indonesia .
Sasando adalah sebuah alat instrumen petik musik. Instumen musik ini berasal
dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.
Secara harfiah nama Sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad
ke-7. Sasando berasal dari kata sari (petik) dan sando (bergetar) yang diyakini
diciptakan Sanggu
Ana pada abad ke-15 di pulau kecil dekat Pulau Rote, yaitu
Pulau Dana, yang waktu itu dikuasai Raja Taka La’a. Sanggu adalah warga Nusa
Ti’i di Pulau Rote Barat Daya. Dia ditahan Raja Dana saat terdampar di pulau
itu ketika mencari ikan bersama kawannya, Mankoa. Selain seorang nelayan,
Sanggu juga seorang seniman.
Saat itu Raja Dana memiliki putri. “Tidak disebutkan
siapa nama putri ini,” kata Nggebu. Putri jatuh cinta kepada Sanggu. Kepada
Sanggu, putri menyampaikan permintaannya untuk memiliki alat musik baru yang
diciptakan Sanggu dan bisa menghibur rakyat. Putri memang suka membuat hiburan
rakyat saat purnama tiba. Sanggu kemudian menciptakan sari sando
yang artinya bergetar saat dipetik. Saat itu dengan tujuh tali yang terbuat
dari serat kulit kayu atau akar-akaran.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar