Sebagian
besar orang beranggapan bahwa dalam menjalankan bisnis seorang pebisnis tidak
perlu mengindahkan aturan-aturan, norma-norma serta nilai moral yang berlaku
dalam bisnis karena bisnis merupakan suatu persaingan, sehingga pelaku bisnis
harus memfokuskan diri untuk berusaha dengan berbagai macam cara dan upaya agar
bisa menang dalam persaingan bisnis yang ketat. Dalam bisnis terdapat aturan
yang penuh dengan persaingan dan tentunya aturan-aturan tersebut berbeda dengan
aturan moral dan sosial yang biasa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Seorang pebisnis yang ingin mematuhi atau menerapkan aturan moral atau etika
akan berada pada posisi yang tidak menguntungkan.
Namun,
anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar karena ternyata beberapa perusahaan
dapat berhasil karena memegang teguh kode etis dan komitmen moral tertentu.
Bisnis merupakan aktivitas yang penting dari masyarakat, sehingga norma dan
nilai moral yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat dibawa dan diterapkan
ke dalam kegiatan bisnis. Selain itu agar dapat menjadi bisnis yang baik secara
moral harus dibedakan antara legalitas dan moralitas. Suatu kegiatan bisnis
mungkin saja diterima secara legal karena ada dasar hukum, tetapi tidak
diterima secara moral. Contohnya adalah praktek monopoli. Berbagai aksi protes
yang mengecam berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis menunjukkan bahwa
bisnis harus dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral
sebagai dasar menjalankan bisnis.
Sebuah
perusahaan yang unggul sebaiknya tidak hanya tergantung pada kinerja yang baik,
pengaturan manejerial dan financial yang baik , keunggulan teknologi yang
dimiliki, sarana dan prasarana yang dimiliki melainkan juga harus didasari
dengan etis dan etos bisnis yang baik.
Dengan
memperhatikan etos dan etis bisnis yang baik maka kepercayaan konsumen terhadap
perusahaan tetap terjaga. Hal ini tentunya membantu perusahaan dalam
menciptakan citra bisnis yang baik dan etis.
Sasaran
dan Lingkup Etika Bisnis
1.
Etika bisnis bertujuan untuk menghimbau pelaku bisnis agar menjalankan
bisnisnya secara baik dan etis.
2.
Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan
masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh
praktek bisnis siapapun juga.
3.
Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis
tidaknya suatu praktek bisnis.
Prinsip-prinsip
Etika Bisnis
Terdapat lima prinsip dalam etika bisnis yang terdiri dari sebagai berikut:
Terdapat lima prinsip dalam etika bisnis yang terdiri dari sebagai berikut:
1.
Prinsip Otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan serta bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya tersebut.
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan serta bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya tersebut.
2.
Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran meliputi kejujuran dalam memenuhi syarat-syarat perjanjian, adanya kesesuaian antara harga barang dengan mutu dan kualitas barang atau jasa yang ditawarkan, selain itu dalam menjalin hubungan kerja dengan pihak intern maupun ekstern perusahaan prinsip kejujuran juga diperlukan.
Prinsip kejujuran meliputi kejujuran dalam memenuhi syarat-syarat perjanjian, adanya kesesuaian antara harga barang dengan mutu dan kualitas barang atau jasa yang ditawarkan, selain itu dalam menjalin hubungan kerja dengan pihak intern maupun ekstern perusahaan prinsip kejujuran juga diperlukan.
3.
Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan
4.
Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menginginkan agar bisnis yang dijalankan dapat menguntungkan semua pihak.
Prinsip ini menginginkan agar bisnis yang dijalankan dapat menguntungkan semua pihak.
5.
Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini adalah prinsip yang terapkan oleh pelaku bisnis terhadap dirinya sendiri atau perusahaannya agar ia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaannya.
Prinsip ini adalah prinsip yang terapkan oleh pelaku bisnis terhadap dirinya sendiri atau perusahaannya agar ia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaannya.
Etos
Bisnis
Etos bisnis adalah suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain. Inti etos ini adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, norma, atau prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang juga membedakannya dari perusahaan yang lain.
Etos bisnis adalah suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain. Inti etos ini adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, norma, atau prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang juga membedakannya dari perusahaan yang lain.
Relativitas
Moral dalam Bisnis
Tiga
pandangan umum yang dianut:
1.
Norma etis yang berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain. Hal ini
berarti perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang berlaku di
negara tempat perusahaan melakukan bisnis.
2.
Norma negara sendirilah yang paling benar dan tepat. Pandangan ini mewakili
kubu moralisme universal, bahwa pada dasarnya norma dan nilai moral berlaku
universal (prinsip yang dianut di negara sendiri juga berlaku di negara lain)
3.
Tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali. Pandangan ini sama sekali
tidak benar.
Pendekatan
stakeholder adalah suatu pendekatan dengan cara mengamati unsur-unsur dalam
bisnis yang saling terkait dan kemudian menjelaskan secara analitis bagaimana
unsur-unsur tersebut akan dipengaruhi dan juga mempengaruhi keputusan dan
tindakan bisnis. Pendekatan stakeholder digunakan dalam dunia bisnis untuk
memperlihatkan siapa saja yang mempunyai kepentingan atau terlibat dalam bisnis
itu.
Kelompok
stakeholders
Kelompok stakeholders terdiri dari dua kelompok, yaitu:
Kelompok stakeholders terdiri dari dua kelompok, yaitu:
1.
Kelompok primer. Terdiri dari pemilik: modal atau saham, kreditor, karyawan,
pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan. Perusahaan harus menjalin
relasi bisnis yang baik dan etis dengan kelompok ini
2.
Kelompok sekunder. Terdiri dari: pemerintah setempat, pemerintah asing,
kelompok sosial, media massa, kelompok pendukung, masyarakat.
Mitos
Bisnis Amoral
Mengungkapkan
suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika tidak ada hubungan
sama sekali. Etika justru bertentangan dengan bisnis dan akan membuat pelaku
bisnis kalah dalam persaingan bisnis yang ketat. Orang bisnis tidak perlu
memperhatikan imbauan-imbauan, norma-norma dan nilai moral
Argumen:
A.
Bisnis adalah suatu persaingan, sehingga pelaku bisnis harus berusaha dengan
segala cara dan upaya untuk bisa menang
B.
Aturan yang dipakai dalam permainan penuh persaingan, berbeda dari aturan yang
dikenal dalam kehidupan sosial sehingga tidak bisa dinilai dengan aturan moral
dan sosial
C.
Orang bisnis yang mau mematuhi aturan moral atau etikaakan berada pada posisi
yang tidak menguntungkan
Mitos
bisnis amoral tidak sepenuhnya benar
a.
Beberapa perusahaan ternyata bisa berhasil karena memegang teguh kode etis dan
komitmen moral tertentu
b.
Bisnis adalah bagian aktivitas yang penting dari masyarakat, sehingga norma
atau nilai yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat ikut dibawa serta dalam
kegiatan bisnis
c.
Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas
Suatu
praktek atau kegiatan bisnis mungkin saja diterima secara legal karena ada
dasar hukum, tetapi tidak diterima secara moral (monopoli?). Etika harus
dibedakan dari ilmu empiris. Etika tidak mendasarkan norma atau prinsipnya pada
kenyataan faktual yang terus berulang. Menurut Hume :dari kenyataan yang ada (is)
tidak bisa ditarik sebuah perintah normatif (ought). Contoh : sogok,
suap,kolusi, monopoli,nepotisme. Berbagai aksi protes yang mengecam berbagai
pelanggaran dalam kegiatan bisnis menunjukkan bahwa bisnis harus dijalankan
secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral
Prinsip-prinsip
Etika Bisnis
1. Prinsip
otonomi
Otonomi
adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan.
Orang
yang otonom adalah orang yang bebas mengambil keputusan dan tindakan serta
bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya tersebut
2. Prinsip
Kejujuran
v Kejujuran
dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak
v Kejujuran
dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding
v Kejujuran
dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan
3. Prinsip
Keadilan
Prinsip
keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat
dipertanggung jawabkan
4. Prinsip
Saling Menguntungkan
Prinsip
ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan
semua pihak. Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut agar
persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win solution
5. Prinsip
Integritas Moral
Prinsip
ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan
agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik
perusahaan.
Etos
Bisnis adalah suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis yang
dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain.
Inti
etos ini adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, norma, atau
prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu
perusahaan yang juga membedakannya dari perusahaan yang lain.
Etos
bisnis dibangun atas dasar visi atau filsafat bisnis pendiri perusahaan sebagai
penghayatan tentang bisnis yang baik
Relativitas
Moral dalam Bisnis
Dalam
bisnis global yang tidak mengenal batas negara, etika masyarakat mana yang
harus diikuti?
Tiga
pandangan umum yang dianut :
1.
Norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat lain
a. ‘’Kalau
di Roma, bertindaklah sebagaimana dilakukan orang roma’’( kubu komunitarian )
b. Artinya
perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang berlaku di negara itu
2.
Norma sendirilah yang paling benar dan tepat
“Bertindaklah
di mana saja sesuai dengan prinsip yang dianut dan berlaku di negaramu sendiri”
Pandangan
ini mewakili kubu moralisme universal, bahwa pada dasarnya norma dan nilai
moral berlaku universal (prinsip yang dianut sendiri juga berlaku di negara
lain)
3.
Tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali (De George menyebutnya
sebagai dengan”immoralis naif”)
v Pendekatan
stakeholder ialah cara mengamati dan menjelaskan secara analitis bagaimana
berbagai unsur akan dipengaruhi dan juga mempengaruhi keputusan dan tindakan
bisnis
v Memetakan
hubungan-hubungan yang terjalin
v Pendekatan
Stakeholder dalam kegiatan bisnis pada umumnya untuk memperlihatkan siapa saja
yang mempunyai kepentingan, terkait, dan terlibat dalam bisnis itu
v ”Bisnis
harus dijalankan sedemikian rupa agar hak dan kepentingan semua pihak terkait
yang berkepentingan (stakeholders) dengan suatu kegiatan bisnis harus bisa
dijamin, diperhatikan dan dihargai” (disebut tujuan imperatif)
v Bermuara
pada prinsip minimal : menuntut agar bisnis apapun perlu dijalankan secara baik
dan etis demi menjamin kepentingan stakeholder
Kelompok
stakeholders:
1.
Kelompok primer. Pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan, pemasok,
konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan. Perusahaan harus menjalin relasi
bisnis yang baik dan etis dengan kelompok ini
2.
Kelompok sekunder. Pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok sosial,
media massa, kelompok pendukung, masyarakat
Sumber
tambahan :
Keraf,
A. Sonny.2005.Etika Bisnis.
Edisi Baru Cetakan ke-9. Kanisius: Yogyakarta
"Thank you for nice information
BalasHapusPlease visit our website unimuda and uhamka"