Teori Prilaku Konsumen
FITRI SAURAH.S
13212011
3EA02
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
perilaku pada dasarnya berorientsai dasar tujuan dengan kata lain perilaku kita pada umumnya di motivasi oleh tujuan dan keinginan untuk mencapai suatu keinginan mencapai tujuan tertentu.
konsumen adalah individu yang mengkonsumsi barang dan jasa. dalam melakukan kegiatan konsumsi konsumen berperilaku bermacam-macam namun pada intinya konsumen ingin memaksimalkan kepuasan dengan sejumlah pendapatan yang di milikinya.telah di jelaskan semakin tinggi harga suatau barang maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. sebaliknya semakin rendah harga suatu barang semakin bertambah permintaan terhadap barang tersebut. makalh ini akan menjelaskan tentang sifat permintaan masyarakat .
B.Rumusan Masalah
- alasan para pembeli atau konsumen untuk membeli lebih banyak barang pada harga yang lebih rendah dan menguranggi pembeliannya pada harga yang tinggi.
- bagaimana seorang konsumen menentukan jumlah ddan komposisi barang yang akan di beli dari pendapatn yang di peroleh
C.Tujuan
- mampu menganalisa perilaku dan pendekatan konsumen
- mampu menganalisa kurva-kurva pada teori perilaku konsumen
BAB II
PEMBAHASAN
A. pengertian perilaku konsumen
perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang sedang berhubungan dengan pencarian ,pembelian ,pemilihan, penggunaan serta pengevaluasi produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. perilaku konsumen merupakan hal - hal yang mendasari konsumen untuk melakukan pembelian.Untuk
barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan
keputusan
dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi
(high-involvement)
proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang .
Dengan
demikian, perilaku konsumen ini didasarkan pada teori perilaku konsumen yang
menjelaskan
A .Faktor substitusi/penggantian (substitution effect)
bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya,
dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai
dengan apa yang diharapkannya.
- Pendekatan Konsumena.
a Pendekatan marginal utility (kardinal), kepuasan konsumen
dari mengkonsumsi barang dapat dinyatakan secara kuantitatif, sehingga konsumen
berusaha memaksimumkan kepuasannya.
b. Pendekatan indifference curve (ordinal), kepuasan konsumen
dari mengkonsumsi barang tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif, sehingga
perilaku konsumen dalam memilih barang yang akan memaksimumkan kepuasan
ditunjukkan dalam kurva kepuasan sama.
- pendekatan marginal utility (KARDINAL)
Dalam pendekatan ini, konsumen dianggap mengonsumsi
kombinasi barang untuk mendapatkan kepuasan yang maksimal dan tambahan kepuasan
yang diperoleh dari tambahan konsumsi suatu barang secara terus menerus akan
semakin berkurang.
Asumsi dasar:
Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.
Semakin banyak barang dikonsumsi maka semakin besar
kepuasan.
Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada
tambahan kepuasan setiap satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh
dari setiap unit tambahan konsumsi semakin kecil. (Mula-mula kepuasan akan naik
sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan
semakin turun). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva.
Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.
Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa
dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika
konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar
mahal, sebaliknya jika kepuasan yang dirasakan konsumen redah maka dia hanya
akan mau membayar dengan harga murah. Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai
Daya guna marginal2.
Didalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yang
diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan barang atau jasa dinamakan nilai guna
atau utility. Jika kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilai
gunanya atau utilitinya.
Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian: nilai guna total
dan nilai guna marjinal. Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah
kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan
sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang
tertentu.
- Faktor yang dapat merubah permintaan suatu barang:
A .Faktor substitusi/penggantian (substitution effect)
Jika P naik, maka MU per rupiah menjadi turun dan sebaliknya
dan barang lain tidak berubah, maka konsumen akan menambah konsumsi barang
dengan P tetap dan mengurangi barang dengan P naik. Dengan demikian demand
barang dengan P naik menjadi turun dan meningkatkan demand barang dengan P
tetap.
B. Faktor pendapatan (Income effect)
dengan pendapatan tetap dan P naik (turun), maka daya beli
pendapatan menurun (meningkat), sehingga konsumen mengurangi (menambah)
konsumsi barang dengan P naik (turun).
- Surplus Konsumen
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya
kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam
analisis ekonomi dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada
hakikatnya berarti berarti
perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam mengkonsumsikan
sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang
tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang
dibuat.
Contoh: Seorang konsumen
pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu buah yang cukup besar
apabila harganya Rp.1500. Sesampainya dipasar ia mendapati bahwa mangga yang
diinginkannya hanya berharga Rp.1000. jadi, ia dapat memperoleh mangga yang
diinginkannya dengan harga Rp.500 lebih murah daripada harga yang bersedia
dibayarkannya. Nilai Rp.500 ini dinamakan Surplus Konsumen.
- pendekatan inddeference curve
Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang
digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan
satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relatif).
Tingkat kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yg
menunjukkan tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan
tingkat kepuasan yang sama).
Ciri-ciri kurva indiferens:
1. Kurva berbentuk turun dari kiri ke kanan bawah. Artinya
kurva indifferen mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi
konsumsi barang yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di
konsumsi).
2. Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya
perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi
jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution).
3. Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh
kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda.
Asumsi dasar:
1.Rasionalitas,
artinya konsumen diasumsikan rasional dan berusaha memaksimalkan kepuasan.
2.Selera
konsumen tercermin dalam kurva indiferen yang terdirindari banyak kurva
indiferen yang tidak saling satu
sama lain.
3.Kurva
indiferen yang letaknya lebih jauh dari titik origin menggambarkan kepuasan
konsumen yang lebih tinggi.
Dalam memaksimalkan kepuasannya, konsumen dihadapkan kepada
Budget Constraint (kendala anggaran) yang dimiliki oleh konsumen. Konsumen
diasumsikan selalu memaksimalkan kepuasannya dengan kata lain konsumen ingin
berada di kurva indiferen yang paling jauh dari titik origin. Namun, untuk
mencapai kurva indiferen ini, konsumen tidak bisa bebas karena dibatasi oleh
kendala anggaran yang tersedia. Selain itu, harga barang juga turut
mempengaruhi konsumen sehingga konsumen tidak bebas untuk mencapai tingkat
kepuasan yang maksimal.
Dengan demikian,
Budget Constraint adalah kendala anggaran yang dimiliki oleh konsumen dalam
memaksimalkan kepuasannya.
Ciri Penting Budget Constraint:
1. Pendapatan dan
harga barang dapat dilihat dari budget constraint
2. Letak budget
constraint ditentukan oleh tingginya pendapatan dan harga barang
BAB III
KESIMPULAN
Perilaku konsumen menjelaskan bagaimana seseorang dengan
pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga
tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang diharapkannya.
Pendekatan Perilaku Konsumen
a. Pendekatan
marginal utility (kardinal), kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat
dinyatakan secara kuantitatif, sehingga konsumen berusaha memaksimumkan kepuasannya.
b.Pendekatan
indifference curve (ordinal), kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang tidak
dapat dinyatakan secara kuantitatif, sehingga perilaku konsumen dalam memilih
barang yang akan memaksimumkan kepuasan ditunjukkan dalam kurva kepuasan sama.
Konsumen diasumsikan selalu memaksimalkan kepuasannya dengan
kata lain konsumen ingin berada di kurva indiferen yang paling jauh dari titik
origin. Namun, untuk mencapai kurva indiferen ini, konsumen tidak bisa bebas
karena dibatasi oleh kendala anggaran yang tersedia. Selain itu, harga barang
juga turut mempengaruhi konsumen sehingga konsumen tidak bebas untuk mencapai
tingkat kepuasan yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
http://she2008.wordpress.com/2010/06/20/teori-tingkah-laku-konsumen-teori-nilai-guna-utility/
Sukirno, Sadono. 2010. Mikro ekonomi Teori Pengantar. Edisi
Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.
Sukwiaty dkk. 2006. Ekonomi SMA Kelas X. Jakrta: Yudistira.
http://eki-blogger.blogspot.com/2012/03/teori-prilaku-konsumen.htm
Tidak ada komentar :
Posting Komentar